“Hari senin pagi kala itu cuaca sangat cerah, langit sedang biru, awan putih berhamburan dan matahari bersinar terik sebagaimana tugas nya”
Terdengar suara keras berkumandang secara lantang.
“Bagi para siswa-siswi dari semua jurusan dan tingkatan dimohon untuk segera menuju ke lapangan dan menempati barisan sesuai jurusan masing-masing, karena sebentar lagi upacara akan dimulai” Begitulah pengumuman yang di sampaikan oleh salah satu Guru pagi itu.
Ketika mendengar hal tersebut, aku langsung bergegas memakai atribut secara lengkap dan sesuai aturan sekolah, dan setelah persiapan selesai aku langsung berlari ke lapangan bersama kawan kawan ku. Sesudah sampai di lapangan, aku menempati baris jurusan elektronika paling kanan, lalu di pinggir ku ada barisan perempuan jurusan komputer, beberapa menit sebelum upacara di mulai, aku sengaja melirikan mataku kesana kemari sambil meluruskan barisan ku yang agak keluar jalur.
Upacara di mulai, dan berjalan sangat hikmat sampai dimana bagian inspektur upacara mulai ber-pidato dengan lantang tetapi di saat itu juga sebagian siswa-siswi mulai goyah dan ingin mengobrol dengan teman-teman nya. Lama kelamaan obrolan yang tadinya hanya sebatas bisik bisik menjadi obrolan yang makin mengencang sampai menganggu jalan nya upacara yang hikmat itu.
“Hei diam!!!” Dengan ucapanya yang lantang, membuat semuanya diam. “Kalian ini, kalau ada yang berbicara di depan kalian itu harus di dengarkan bukan kalian malah ikut berbicara seperti saya” Tegasnya lagi.
Bersamaan dengan upacara yang kembali tenang dan hening, leher ku tiba tiba terasa pegal, dan tanpa sengaja kepala ku menoleh ke sebelah kanan, yang dimana seperti yang sudah ku bilang sebelumnya bahwa di sebelahku itu barisan perempuan jurusan komputer.
“DEG!!!”
“DEG!!!”
“DEG!!!”
Tiba-tiba jantung ku terasa berdetak lebih cepat dari biasanya, aku melihat senyum yang tulus berkibar bersama dengan paras ayu nya, seakan-akan hawa panas dari terik matahari tiba-tiba
berubah sejuk dan dingin.
Terlintas tanya di hati ku.
“Apa yang ku lihat ini tadi?”
“Apa itu bidadari yang nyata atau halusinasi semata?”
“Dan jika itu nyata, bisakah bertemu kembali dengan nya?”
Tak terasa upacara pun selesai dan semua siswa-siswi di perintahkan untuk kembali ke kelas nya masing masing,sambil berjalan menuju kelas aku memikirkan perempuan itu aku ingin kenal dengan nya, aku ingin dekat denganya, aku ingin dia.