Aku dan teman-teman ku membentuk sebuah tim penjelajah tempat-tempat angker, nama nya tim nya adalah “PARNO GHOST TEAM” atau biasa di singkat “PGT” yang berisi orang-orang yang kegiatan nya sedikit kurang normal di bandingkan dengan orang-orang normal pada umum nya yang akan menghindar atau menjauhi hal-hal yang akan kuceritakan di bawah. Alasan kami untuk membuat tim tersebut sebenarnya cukup sederhana, karena kami sangat suka dan sangat penasaran dengan suatu hal yang berbau horor.
Horor selalu menarik bagi kami entah itu ber-sumber dari segi cerita-cerita rakyat, mitos dan legenda, tempat-tempat yang konon katanya angker yang banyak makhluk tak kasat mata, atau bahkan dari sebuah film yang ber-tema horor sekalipun. Dan hal-hal seperti ini memang mempunyai kesan dan cerita tersendiri bagi diriku dan teman-teman ku yang mengalami nya.
Disini aku akan memperkenalkan dulu teman-temanku yang tergabung di dalam tim ini dan juga kami hanya manusia biasa yang sedikit keluar dari zona nyaman kami. Diantara kami semua tidak ada yang memiliki keahlian khusus atau bisa disebut mata batin dan sebagainya, juga dalam konteks hal-hal seperti ini pasti akan di hadapkan dengan resiko yang menurutku cukup besar. Entah itu bertemu binatang liar seperti ular, babi hutan, kalajengking atau melihat sosok-sosok makhluk tak kasat mata, bahkan mungkin saja kami mengalami kejadian atau fenomena kesurupan, sakit-sakitan, dan kemungkinan teburuk nya pasti kalian sudah tahu dan memahami maksudku tadi.
Pertama adalah Rijal, seorang anak yang bisa di bilang penakut tetapi aneh nya, ia selalu ingin ikut kemanapun “PGT” melakukan penelusuran dan tak pernah menolak sekalipun. Yang kedua yaitu Hama, orang yang termasuk dalam kategori pemberani dan paling jeli melihat situasi ketika ada suatu hal yang janggal jika sedang melakukan penelusuran. Selanjutnya adalah Wahyu, ia seseorang yang berani, tapi ia tidak suka jika di tunjuk menjadi orang yang pertama kalinya membuka dan memulai penelusuran dimana pun tempatnya. Keempat ada Bayu. Ialah orang yang selalu memandu dan mengantarkan kami menuju tempat-tempat angker yang di rekomendasikan olehnya dan ia juga sering ikut penelusuran.
Orang yang kelima ini seseorang yang sangat bersemangat ketika penelusuran, ia juga seseorang yang memantau dan mengatur masalah teknis, seperti menyiapkan platform live streaming untuk kami supaya tidak terjadi kendala apapun dan berjalan dengan lancar, serta mengecek kelengkapan misalnya ponsel, senter, tripod dan lain-lain, ia bernama Sultan. Keenam itu Udin, ia orang yang berani sekaligus bertugas sebagai penutup acara penelusuran. Ketujuh. Sutrisno itulah nama nya, ia seorang pemberani tetapi agak sedikit bersifat keras. Kemal menjadi urutan yang kedelapan , ia selalu melakukan penelusuran sendirian dan dalam waktu yang lama. Meski ia tahu itu sangat-sangat berbahaya bagi dirinya sendiri. Terakhir adalah aku sendiri, tugasku adalah untuk membuka acara, melakukan penelusuran, dan melakukan challenge, sebelum di lanjutkan oleh Kemal.
Tepat nya hanya sembilan orang tetapi sebenarnya ada teman-teman yang lain yang iseng saja ingin ikut ke lokasi dan melihat kegiatan kami melakukan penelusuran di malam hari setiap jam 12 malam.
Setelah terbentuk nya “PGT” kami sedang merencanakan untuk melakukan sebuah penelusuran ke salah satu tempat angker ada di kota Tasikmalaya Jawa barat. Tempat yang akan kami datangi adalah bekas pabrik tepung yang sudah lama tidak terpakai berbelas-belas tahun yang lalu. Tetapi ketika siang hari masih di gunakan untuk beberapa masyarakat di sekitaran nya untuk melakukan Hunting foto, karena di tembok-tembok bangunan nya terdapat gambar-gambar mural yang sangat bagus. Ketika malam datang, tempat itu menjadi sangat-sangat sepi, gelap gulita dan juga jarang sekali dilewati oleh orang-orang disana
Di tempat tongkrongan, kami saat itu masih mencari dan menggali informasi yang lebih akurat dari internet tentang tempat tersebut, dan juga ada sedikit perdebatan hingga tawar-menawar saat itu.
“Jal, gimana alamat desa yang tak berpenghuni udah ketemu?” Tanyaku.
Memang aku sebelumnya ingin mengunjungi dan menelusuri desa yang tak berpenghuni yang masih terletak di sekitaran Jawa Barat, supaya kami tak terlalu memakan waktu yang banyak supaya mengirit uang dan juga mengirit bahan bakar kendaraan.
“Nggak ada. Udah gue cari-cari dari tadi belum nemu juga” Ujar Rijal yang terlihat pusing.
“Eh bentar-bentar, ini gue nemu artikel yang mengulas desa tak berpenghuni. Jal coba lu buka di ponsel lu, jaringan gue lagi lelet” Ucap Sultan.
Rijal langung membuka artikel tersebut lalu membaca nya.
“Disini ditulis bahwa tak ada orang yang tahu secara tepat tentang keberadaan desa tersebut, jalanan menuju desa itu cukup sepi dan di sisi jalan nya terdapat banyak sekali ilalang dan rumput-rumput yang tumbuh tinggi. Karena daerah nya mungkin terpelosok sehingga jarang di jamah oleh orang-orang. Ada seseorang yang pernah mencari alamat desa tersebut dan ia yakin bahwa ia sudah benar-benar dekat dengan lokasi tersebut. Tetapi ketika ia menanyakan alamat kepada seseorang yang kebetulan lewat di jalur itu, orang itu menjawab tidak tahu dengan wajah yang seperti ketakutan lalu pergi” Jelas Rijal.
“Wah aing jadi beuki panasaran (gue jadi makin penasaran)” Ucapku.
“Artikel nya cuma segitu apa masih ada lagi?” Tanya Sultan.
“Masih! Ini gue bacaain lagi. Sebelumnya juga pernah ada mahasiswa yang pergi berkunjung kesana untuk melakukan sebuah penelitian, setelah itu tak kunjung ada kabar dari mereka dan mereka pun tak pernah terlihat keluar dari desa itu lagi. Konon menurut warga sekitar bahwasannya seseorang yang sudah masuk kesana dan tidak segera keluar sebelum maghrib datang, mereka tak akan bisa keluar dari sana sampai kapanpun” Jelas Rijal setelah mengakhiri bacaan nya itu.
“Gue nggak bisa percaya gitu ajah dengan artikel ini, gue penasaran pengen kesana buat buktiin apa itu benar-benar terjadi dan juga desa itu emang bener ada atau nggak ada sama sekali, tapi ini alamat nya nggak ada lagi” Gumam ku.
Aku memang tidak bisa percaya begitu saja jika belum melihat tempat nya seperti apa, tapi di pikir-pikir mending cari aman saja, karena takut membahayakan teman-teman yang lain. Sultan pun menyarankan untuk ke tempat yang lain, dan aku pun setuju.
“Udah tempat yang lain ajah” Pinta Sultan.
“Yaudah tolong cariin Jal, tapi jangan yang jauh-jauh”
“Ok siap” Ucap Rijal sambil fokus terhadap ponsel nya.
Kemal baru saja datang ke tongkrongan dan langsung duduk di pinggir Rijal.
“Gimana lokasi?” Tanya Kemal.
“Ini lagi di nyari Mal” Jawab Rijal.
“Timana maneh (darimana kamu)?” Tanya Sultan kepada Kemal.
“Biasa, ti imah tas dahar (biasa dari rumah abis makan)” Jawab Kemal.
“Gimana Jal?” Tanya Sultan kepada Rijal.
“Ada nih. Ini lokasi terkenal banget, salah satu acara tv juga pernah penelusuran disini”
“Lumayan deket euy dari sini” Sultan menanggapi.
“Yaudah kapan berangkat kita?” Tanyaku.
“Besok malem aja, jam setengah sebelas kita kumpul disini terus berangkat, kira-kira jam setengah dua belas kita sampe sana” Jawab Kemal.
“Mana sini liat lokasi nya” Tiba-tiba Sutrisno berbicara, karena daritadi dia sibuk main game online.
Langsung ia melihat foto lokasi yang terpampang di ponsel Rijal.
“Ini mah gue tahu tempat nya, tapi serius nih kita besok mau kesini?” Tanya Sutrisno kepada semuanya.
“Serius lah, ini pengalaman baru buat kita. Lagian ini penelusuran luar kota pertama kita, emangnya ada masalah apa Tris?” Ucapku.
“Kata orang yang pernah kesana dan bisa ngeliat yang begituan, disitu tuh ada kerjaan gaib katanya terus tempat nya terkenal angker banget, sama jalanan nya sepi, ya kalau mau kesana mah hayu ajah” Jelas Sutrisno.
“Gimana nih, jadi berangkat nggak besok?” Tanyaku.
“Jadi atuh” Jawab Sultan
“Ok senter jangan lupa di charge”
“Okay”
Malam hari setelah merencanakan, kami begadang karena kebetulan sekolah sedang libur, jadi sekalian esok hari kupakai untuk sedikit refreshing ke luar kota dengan tema yang cukup berbeda. Setelah begadang sampai jam tiga pagi, kami memutuskan pulang untuk istirahat. Perjalanan besar dan menakutkan sudah menuggu di malam hari nanti.
Tibalah malam yang sudah kami nanti-nanti dari kemarin, ternyata yang bisa ikut berangkat hanya Kemal, Sultan, Rijal, Sutrisno dan Aku, Ditambah oleh Hama yang kebetulan sedang ada di tongkrongan saat itu maka langsung kami ajak, sisanya tidak bisa ikut karena memiliki kesibukan dan kegiatan yang tak bisa di tinggalkan. Jadilah enam orang kurang waras ini yang jadi berangkat.
Kami kesana menaiki motor, totalnya ada tiga motor. Kemal berboncengan dengan Hama, Sutrisno dengan Rijal dan Aku bersama dengan Sultan. Berangkatlah kami pukul 22:30 WIB. Di perjalanan kami bersemangat sekali untuksegera sampai ke lokasi, tetapi tiba-tiba hujan deras mengguyur kami mau tidak mau kami melipir untuk berteduh sesaat sebelum melanjutkan perjalanan kembali.