Pukul 03:00 WIB, aku baru tiba di rumah setelah kemarin pergi menuju Bandung untuk kedua kali nya bersama teman-teman untuk menyegarkan kepala di saat sedang merasakan polemik yang masih benar-benar membuat ku kacau saat itu, tapi saat itu rasa nya usdah menjadi lebih baik.
Ku jatuhkan diri ku ke atas kasur dan langsung tertidur karena setelah dua hari tidak bisa tidur karena itu sudah menjadi kebiasaanku hingga saat ini, aku tahu itu sangat tidak bagus untuk kesehatan tapi begitulah diri ku yang gemar begadang ini. Aku tidur selama dua belas jam lama nya. Dari jam tiga pagi sampai jam tiga sore, dan entah kenapa ketika aku bangun aku ingin langsung mengambil ponsel ku dan membuka nya. Tanpa sadar aku langsung membuka instagram dan seketika mata ku yang sayup-sayup masih merasa ngantuk langsung terbuka lebar.
Aku melihat Rara memposting suatu foto yang gambar nya adalah dua tangan perempuan dan laki-laki yang saling menggenggam. Bukan rasa marah yang ku dapat saat itu, tetapi hanya rasa bingung dan penasaran yang ada di benak ku. Dalam hati masih bertanya-tanya tangan siapakah itu, apakah itu Rara dengan pacar nya, aku masih bingung seperti orang yang kehilangan barang kesayangan nya secara tiba-tiba.
Beranjak dari tempat tidur, aku langsung ke kamar mandi untuk bersih-bersih, lalu pergi keluar sebentar untuk membeli makanan. Selesai makan aku berpikir untuk menanyakan hal tersebut kepada Rara secara langsung. Ku hubungi langsung Rara saat itu juga untuk mengajak nya bertemu lagi.
TUTTT!!! TUTTT!!! TUTTT!!!
Telfon nya aktif dan saat itu ia langsung mengangkat nya.
“Halo” Ucap Rara.
“Halo Ra, lagi dimana?” Tanyaku pada nya untuk sekedar basa-basi belaka.
“Lagi di rumah”
“Bisa kita ketemu?”
“Hmmm gimana yah?”
“Bisa nggak?”
“Yaudah kapan?”
“Di alun-alun sekarang. Di tempat dulu kita ketemu” Pintaku.
“Ok” Singkat nya.
Dengan membawa rasa penasaran dan beberapa pertanyaan aku langsung berangkat saat itu. Aku menunggu nya di tempat kita bertemu dulu. Rara datang dan langsung duduk di sebelahku.
“Tangan temen mu Ra?” Tanyaku langsung mengarah kepada inti pembicaraan sore itu.
“Iyah, kenapa gitu?” Jawab Rara seakan sudah mengetahui bahwa aku sudah melihat apa yang ia posting kala itu.
“Mesra yah?” Tanyaku sambil tersenyum.
“Emang nggak boleh?” Ia bertanya.