Pagi ini, awan menghalangi matahari untuk memancarkan kehangatannya. Lastri berencana mejemput Eira pagi ini. Ia berangkat lebih pagi dari biasanya karena tahu jika mendung seperti ini membuat Eira malas untuk sekolah. Sampai di rumah Eira, Lastri tak melihat ada mobil di sana. Berarti tidak ada mama Eira di rumah. Sudah lima menit ia memanggil-manggil Eira tapi taka da jawaban. Dugaannya benar, Eir apasti masih belum bangun. Lastri jadi harus masuk ke halaman samping agar bisa lebih dekat dengan kamar Eira.
“Eira bangun! Sudah jam setengah tujuh. Kamu nggak sekolah?”
Tak lama Eira akhirnya membuka jendela kamarnya.
“Kamu ngapain bangunin aku! Aku nggak mau sekolah.” Suara Eira masih sedikit serak.
“Kalo kamu di rumah dan nggak sekolah nanti mamamu datang bagaimana?” Lastri membujuk Eira dengan cara yang pasti berhasil.
Mendengar itu Era berpikir bahwa benar juga perkataan Lastri. Ia langsung bangun dan menyuruh Lastri untuk masuk ke rumahnya. Ia cepat-cepat mandi dan bersiap sebelum hujan turun dan mereka tak bisa berangkat. Bahayanya lagi jika tidak cepat-cepat nanti mama Eira akan datang. Mereka akhirnya berangkat bersama . mereka mengobrol seperti biasa seolah percakapan kemarin tidak pernah terjadi. Lastri tahu Eira pasti tidak lupa. Tetapi ia juga tak berani mengungkitnya karena takut nanti Eira akan tersinggung. Di gerbang sekolah, mereka bertemu dengan Andri. Melihat Eira yang begitu ceria, Andri jadi bingung. Hampir ia mengungkitnya jika saja Lastri tak memberi kode untuk diam.
Sampai di halaman sekolah, gerimis mulai turun. Semua murid berlarian buru-buru mencari tempat berteduh. Untung saja Eira sudah sampai di sekolah. Karena mendung dan mungkin di beberapa tempat sudah hujan, kelas jadi masih sepi. Padahal sepuluh menit lagi jam pelajaran pertama akan dimulai. Hari ini, Eira berniat untuk meminta maaf kepada teman-temannya atas kejadian kemarin. Entah mengapa perasaannya pagi ini senang sekali meskipun cuaca tidak terang. Semoga cerianya awet sampai pulang sekolah nanti.hari ini banyak yang bolos ternyata. Tentu saj akarena hujan. Dengan kondisi kelas yang seperti ini, membuat Eira jadi lebih mudah untuk menerima pelajaran.
Eira menjalani sekolah hari ini dengan tidak membuat keributan. Ia tadi juga sudah meminta maaf kepada teman-temannya. Sore sepulang sekolah ternyata cuacanya cerah. Awan sudah menumpahkan semua isinya pada bumi. Tidak ada kegiatan sore ini. Ia masih malas pulang karena nanti pasti bertemu dengan mamanya. Ia juga belummeluruskan hal kemarin yang dibicarakan dengan Lastri. Eira mengajak Andri menjemput Lastri dan Mira di kelasnya dan akan mengajak mereka untuk makan di warung langganan.
Sampai di depan kelas, ternyata Lastri dan Mira bertengkar. Kelasnya sudah kosong, tinggal mereka berdua. Andri tahu, pasti ini akibat kejadian kemarin. Eira dan Andri langsung masuk dan menenangkan mereka berdua. Lastri sedari tadi mencoba menjelaskan, tapi Mira terlanjur marah dan tak mau mendengarkan penjelasan Lastri. Mira merasa tak adil karena hanya dia yang tak tahu masalah diantara mereka berempat. Eira langsung menjelaskan kejadian kemarin agar tidak ada salah paham lagi. Ia juga meminta maaf kepada mereka semua. Karena kesalahannya, teman-temannya jadi bertengkar.