Terima Kasih Ayah, Aku antar ke Syurga Nya

Arwin Suripto
Chapter #3

Guru yang tak tahu malu

Sepuluh tahun lebih ayah menjadi seorang guru mulai dari guru sekolah dasar, guru sekolah menengah pertama sampai guru sekolah menengah kejuruan, tak hanya itu saja ayah juga menjadi pembina ekstra kurikuler dengan beberapa keahlian yang ia miliki. Pendidikan S1nya ia selesaikan ditengah keadaan ekonomi yang serba pas-pasan namun semangat untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi tak pernah terpatahkan oleh keadaan, sebuah hal yang mungkin bisa dibilang mustahil bagi seorang yang dalam hidupnya tak berkecukupan bisa menyelesaikan pendidikan diperguruan tinggi merupakan pembuktian bahwa keadaan bukanlah penghalang apalagi menjadi pembatas untuk mengemban pendidikan yang lebih tinggi. Asalkan punya kemauan dan tekad yang tinggi serta keyakinan dalam hati bahwa "nothing is impossible" tidak ada yang tidak mungkin didunia ini jika kita mau berusaha dan mencoba untuk menggapainya.

Ayah kini dikenal sebagai seorang guru meskipun ayah pernah bercerita dulu ia bercita-cita ingin menjadi seorang Tentara Nasional Indonesia yang bisa menjadikannya pengabdi negara dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, namun selepas lulus SMA cita-citanya kandas setelah ayah dimasa mudanya gagal mengikuti tes masuk pendidikan TNI di Magelang Jawa Tengah. Dari saat itulah ayah mungkin sedikit putus asa karena cita-citanya belum bisa tercapai, ayah juga pernah mendapat beasiswa pendidikan dari salah satu perguruan tinggi di Australia namun lagi-lagi untuk mengurus beasiswanya saja mungkin tak mampu karena kondisi ekonomi keluarga yang sedang sulit, alhasil ayah tak ambil kesempatan itu dengan alasan ekonomi. Dari semenjak SMP ayah sudah dikenal sebagai pribadi yang pintar, terlihat pada buku rapor ayah dengan nilai-nilai yang begitu sangat baik serta peringkat kelas yang selalu menduduki peringkat pertama di kelasnya menjadikannya selalu menjadi orang nomor satu di sekolahnya. Namun begitu ayah bukanlah orang yang mudah sombong, justru malah sebaliknya ayah tak mau berbangga diri atas apa yang sudah ia dapatkan saat itu karena menurut ayah jika kita melewati sebuah proses yang baik dengan sungguh-sungguh maka kau akan menuai buah hasil yang manis dan baik pula, karena proses tidak akan pernah menghianati hasil.

Dalam status sosial ayah dikenal sebagai seorang guru yang baik, meskipun honor seorang guru itu terbilang sangatlah rendah bahkan jauh dibawah rata-rata pekerja buruh pabrik sekalipun ayah tetaplah menjalani apa yang sudah dipilih dalam perjalanan hidupnya. Disela-sela waktu mengajarnya ayah juga sambil melakukan wirausaha untuk menambah-nambah penghasilan, apapun ayah pasarkan dan ayah jual meskipun hanya sebagai marketing saja. Mulai dari menjual perangkat komputer, laptop, proyektor bahkan sampai jamu kunyit asem-pun ayah jajakan dan pasarkan kepada siapapun asalkan halal dan tidak merugikan orang lain. Mungkin karena ayah sudah dididik mandiri semenjak dini saat remajanya menjadikan ayah menjadi pribadi yang kuat dan mandiri sampai saat ini, bukanlah sosok yang cengeng pula dalam menghadapi segala permasalahan ayah selalu menghadirkan solusi disetiap permasalahannya, kuncinya yaitu menyederhanakan setiap permasalahan dan bukan membuat rumit permasalahan, ucap ayah.

Lihat selengkapnya