GADIS itu adalah misteri terbesar dalam kehidupanku. Dia mengikutiku kemanapun aku pergi. Seolah-olah dia adalah bayangan diriku sendiri. Setiap kali aku mengenang ibuku, maka malamnya dia pasti akan muncul dalam mimpiku dengan wajah sedihnya.
Selama bertahun-tahun aku bertanya-tanya tentang siapa sebenarnya sosok itu dan kenapa dia selalu muncul dalam mimpiku ketika aku sedang merindukan ibuku. Tetapi tidak pernah ada jawaban untuk kedua pertanyaanku itu. Pada akhirnya, aku putuskan menyebutnya Si Gadis Mimpi.
Sejak itu, aku tidak mau lagi ambil pusing memikirkan siapa dia dan apa alasannya selalu hadir sebagai bunga tidurku. Terserah dia. Mau terus muncul dalam mimpiku atau berhenti aku tak peduli. Toh, selama ini dia juga tidak pernah menggangguku. Bagaimana mungkin dia bisa mengganggu aku kalau setiap kali mendatangiku dalam mimpi wajahnya selalu diliputi kesedihan?
Namun, setelah mimpi perpisahan kami, mendadak aku kembali memikirkannya. Lalu, entah kenapa di Excelso Central Park Mall, tadi sore—setelah merenungi kata-katanya sebelum pergi—aku merasa seperti mendapatkan jawaban untuk pertanyaan lamaku tentang sosok misterius itu. Tiba-tiba saja aku merasa begitu yakin kalau dia adalah kakakku. Ya, dia Rahmah. Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya, apalagi harus membuatnya terdengar masuk akal. Yang perlu kalian ketahui, hanya ada tiga wanita yang aku cintai dalam hidupku. Ibuku. Rahmah. Wizy.
Sudah jelas dia bukan ibuku. Maksudku versi mudanya. Aku mengenal ibuku lebih dari siapapun. Juga mustahil kalau dia adalah Wizy. Si Gadis Mimpi terlalu sederhana dan lembut. Jadi, kemungkinannya memang hanya satu. Si Gadis Mimpi itu adalah kakakku. Dan apa yang ia katakan sebelum pamit kepadaku adalah wasiat seorang kakak yang akan pergi untuk selama-lamanya.
Sayangi dia seperti kau menyayangiku
Itulah permintaannya. Dan sebagai seorang adik aku harus patuh.
Setelah mengantar Wizy yang terus berceloteh sepanjang perjalanan, aku buru-buru pulang. Pak Sutikno, ayah Wizy sempat mencoba menahanku bersama istrinya. Mereka memintaku tinggal untuk makan malam bersama. Tapi aku menolak dengan halus. Aku bilang sedang ada pekerjaan yang harus kuselesaikan di rumah. Pak Sutikno sebenarnya tidak percaya dengan alasanku. Sebagai “bosku”, ia tahu segalanya tentang pekerjaanku. Namun, suara klakson taksi yang sudah aku pesan sejak baru tiba beberapa menit lalu membuat Pak Sutikno tidak lagi berusaha menahanku untuk tinggal lebih lama.
Aku tiba di rumahku, sekitar jam lima sore dan tidur sejenak. Persis saat suara azan magrib sudah berkumandang aku terbangun. Aku segera mandi, salat, makan malam, lalu salat lagi. Jam delapan, aku sudah duduk di ruang tamu bersama seteko kopi buatan Bu Mina.
“Apa ada tamu yang mau datang, Pak?” tanya Bu Mina beberapa saat lalu setelah meletakkan teko di atas meja. Perempuan tua itu heran karena aku sama sekali tidak pernah menyuruh dia membuat kopi sebanyak itu. Kalau lagi di rumah dan ingin minum kopi, biasanya aku hanya minta dibikinkan segelas. Itu pun belum tentu habis.
“Tidak ada, Bu. Ini aku lagi ada pekerjaan yang harus diselesaikan malam ini. Supaya tidak merepotkan Bu Mina, sekalian saja aku minta dibikinkan seteko.”
Bu Mina menyungging senyum lalu pergi meninggalkanku seorang diri di ruang tamu.
Saatnya berselancar di dunia maya.
***
Tak sulit melacak Rahmah di dunia maya. Hanya lima belas menit setelah mengetik namanya, aku sudah mengirimkan permintaan pertemanan di Facebook dan jadi follower Instagram-nya.
Ternyata masih banyak orang baik di muka bumi ini. KAU salah satunya. Terima kasih. Tetapi siapa KAU sebenarnya?Kenapa KAU muncul tiba-tiba dan menghilang tiba-tiba?
Itu status yang dia tulis di Facebook sekitar jam lima, sore tadi. Belasan temannya berkomentar.
Halimah Cantiq: Kenalkan, Dong. Cowok, kan????
Si Tampan Aco: Makasih, aku memang orang baik. Percayalah!!!!!
Ryan: Lebay
Uyang Penyayang: Masak kau lupa padaku Rahmah Aliah? Coba deh, ingat sekali lagi. .... (Sudah) Ya, benar, aku pria ganteng itu.
Penjual Online: Awas. Hati-hati. Sekarang banyak penipu berkedok orang baik. Jangan mudah percaya pada orang asing yang tidak jelas. Mendingan yang pasti-pasti aja dan bisa dipercaya seperti krim pembersih wajah kami. Dijamin wajah akan kembali mulus seperti kulit bayi. Tertarik, langsung inbox.
Takdir Tevez: Sama-sama Rahmah Aliah
Iwan kilo1: Aku juga orang baik.
Putri Penasaran: Ceritakan dong, Say. Jadi penasarannnnngk
Gadis: Kalau cowok, minta dilamar saja, Mah. Sekarang susah cari cowok baik. Apalagi kalau wajahnya lumayan ganteng dan bisa diajak kondangan. HEHEHEHEHEHE.
Ririn: Titin bilang kau dijambret?