Blurb
"Pergilah jauh...."
Ayah membangunkanku sembari menyerahkan sim card baru. Aku yang sudah terlampau lelah fisik dan hati, demam yang sejak tiga hari lalu masih lekat, memandang Ayah berkaca...,
"Pergilah jauh darinya." Ucap Ayah lebih tegas. Setelah mengucapkan itu Ayah berbalik, meninggalkan aku.
Apakah Ayah mengalah dengan egonya sekarang? Tapi kenapa baru sekarang setelah aku melewati sebulan rasa sakit ini??
"Nak, bangkit. Adikmu sudah menunggu di teras."
Ucapan Ibu membuatku tersadar. Aku harus gerak cepat. Maka dengan tubuh yang menolak bangkit sebab lemahnya, kupaksa untuk bangkit. Karena jika aku menolak, maka tak ada kesempatan pergi darinya. Dan keputusan Ayah bisa saja berubah...,
Lalu di bawah rintik hujan dan kilat subuh ini, aku naik ke boncengan Airan. Aku harus pergi....