2 April 20X3..
Angin bertiup menerpa pepohonan. Musim semi telah tiba. Langit berwarna biru muda dan awan putih yang mengelilinginya. Seorang gadis tengah duduk di sebuah bangku pinggir danau. Gadis itu tampak serius dengan buku di atas meja kayu berukuran kecil. Gadis itu menulis sesuatu disana. Dia adalah Nisa Rahmawati.
Sesekali Nisa tersenyum setiap menulis kata-kata di buku itu. Dia kembali teringat masa-masa ketika dia masih duduk di bangku SMA. Masa yang menjadi pelajaran dan kenangan berharga bagi Nisa.
-Flashback-
20 Maret 20X1...
Terdengar suara murid-murid tengah mengobrol dikelas. Beberapa murid perempuan sibuk dengan gosip mereka sementara beberapa murid laki-laki duduk didepan kelas sembari bernyanyi dan bergitar. Disudut pojok kiri terlihat beberapa murid perempuan yang memilih membaca buku.
Bel masuk telah berdering sejak 1 jam yang lalu. Seorang gadis tengah duduk di bangkunya sambil menatap keluar jendela kelas. Ruangan kelas terdengar berisik karena guru yang akan mengajar di kelas itu belum datang. Gadis itu merasa bosan dibangku sendirian, dengan wajah yang di tekukkan di atas meja. Gadis itu bernama Nisa Rahmawati. "Ba!"seseorang gadis berambut hitam panjang dengan jepitan di sisi poni kirinya datang sembari menepuk bahu Nisa pelan hingga membuatnya terkejut. Dia adalah teman sebangku Nisa yaitu Sarahwati, yang biasa di panggil Sarah.
Nisa menatap kesal Sarah, sedangkan sarah hanya menampilkan cengiran kecil.
"Ish..,kau buat aku kaget saja."gerutu Nisa
"Ups...,sorry."balas Sarah.
"Nis,Sar?"
Seorang gadis berambut keriting kuncir satu tengah masuk ke kelas lalu bergegas menghampiri Nisa dan Sarah dengan nafas ngos-ngosan.
"Kau kenapa?"Tanya Sarah bingung. Gadis itu adalah Della Puspita, biasa di panggil Della. Della mengambil nafas dalam-dalam lalu membuangnya. Nisa dan Sarah menatap Della dengan wajah penasaran.
"Eh ta-tadi...barusan aku lihat ada siswa laki-laki, diruang majelis guru."ucap Della antusias.
Della, terkenal di kelas itu sebagai murid pemberi informasi. Entah itu berkaitan dengan gosip, pelajaran, atau lotre sekalipun. Dan semua informasi yang dia berikan selalu akurat sekitar 84% kebenarannya.
Nisa hanya menghela nafas memilih tidak peduli setelah mendengar ucapan Della, karena menurutnya informasi yang dia berikan saat ini tidak penting baginya. Sementara itu berbeda dengan Sarah, dia terlihat minat mendengar berita itu, karena Sarah begitu suka informasi mengenai laki-laki.
"Terus?"balas Nisa malas dengan kening berkerut.
"Dan aku yakin pasti itu siswa baru,"lanjut Della.
"Ganteng gak?" Potong Sarah cepat karena penasaran Della tersenyum misterius, membuat Sarah semakin kepo sedangkan Nisa memilih mengabaikan dan kembali menatap keluar jendela.
"Mau tau saja atau mau tau banget," ucap Della dengan alis bergerak-gerak keatas.
"Ish.., kau mau beri tau atau tidak sih!" kesal Sarah.
"Santai mbak,gak usah marah-marah." balas Della. "Umm..,iyalah ganteng."
"Yang benar, uhu...aku harap dia-" Belum selesai kata-kata yang dikatakan Sarah, tiba-tiba Dio selaku ketua kelas masuk sambil berteriak.
"Woi, Buk Sri datang!!"
Buk Sri adalah Guru bahasa Indonesia dan sekaligus wali kelas di kelas ini. Murid-murid yang mendengarnya segera bangkit menuju bangku mereka masing-masing. Della yang duduk dibangku didepan Nisa dan Sarah merengut kesal karena obrolannya terhenti.
Tap~tap...
Suara langkah kaki terdengar menembus keheningan kelas, Nisa menoleh melirik Sarah dan Della sambil menggelengkan kepala. Nisa terkekeh kecil melihat ekspresi lucu kedua temannya itu yang sangat berlebihan.
Buk Sri datang dengan seorang laki-laki dibelakangnya. Seketika keheningan yang tadi hilang digantikan kegaduhan. Semua para murid perempuan berteriak heboh sedangkan murid laki-laki berdecak kesal, ada juga memilih tidak peduli.
"Selamat pagi semua,"Seru buk Sri membuka suara.
"Selamat pagi buk?" Seru murid-murid di kelas.
"Tuh kan,benar yang aku bilang?" Bisik Della mencondongkan kepalanya kebelakang pada Nisa dan Sarah.
Sarah tersenyum takjub melihat nikmat Tuhan yang paling indah menurutnya. "Iya, gak salah aku percaya sama kamu. Mantap juga nih, jadi sasaran ku kkk~."
"Yaiya dong, Della gitu." balas Della membanggakan diri namun sedetik kemudian tatapannya menjadi tajam. "Eh,eh, Gak boleh, kan aku yang duluan, jadi dia yang menjadi targetku."protesnya
Nisa lagi-lagi menggelengkan heran. Nisa kembali menatap kedepan kelas dan tanpa sadar pandangannya teralih ke arah laki-laki itu.
"Selamat pagi teman-teman, Perkenalkan, Saya Randika Saputra. Bisa dipanggil Dika. Salam kenal.."
Laki-laki yang bernama Dika itu tersenyum ramah kepada seluruh murid-murid di kelas. Semua murid perempuan di kelas merona seketika melihat senyuman manis itu, termasuk Nisa yang awalnya merasa biasa saja, tiba-tiba jantungnya berdetak kencang.
"Baiklah Dika, kamu bisa duduk disebelah Dio." ucap buk Sri sambil menunjuk kearah dimana Dio duduk. Dio tersenyum dan melambaikan tangan keatas.
Dika mengangguk lalu berjalan kearah bangku yang terletak di belakang bagian tengah. Setiap langkah Dika melewati baris bangku semua murid perempuan berteriak tertahan dan tersenyum malu-malu bahkan ada yang berani mengajak Dika makan bersama jam istirahat nanti. Dika hanya mengangguk ramah lalu duduk di bangkunya. Tiba-tiba Dika menoleh ke samping karena sedari tadi, gadis di sampingnya menatapnya.
Nisa tersentak melihat Dika menatap ke arahnya membuatnya malu dan menunduk. Sementara Dika mengernyit bingung melihat dua orang gadis di sampingnya itu, yang satu terlihat betah dan malah menggoda Dika sementara yang satu lagi menunduk menyembunyikan wajah. Dia memilih tidak peduli lalu kembali fokus ke depan kelas dan melihat Buk Sri telah mulai menjelaskan pelajaran.
***
Kantin Sekolah...
Nisa, Sarah dan Della kini telah tiba dikantin dengan bakso juga es teh sebagai hidangannya.
"Duduh..., lihat tuh." ucap Sarah membuka suara.
"Kau kenapa Sar? Sakit gigi?" tanya Nisa cuek.
Sarah yang mendengar jawaban itu langsung menjitak kepala Nisa kesal. Sementara Della mulai mengerti dan menatap bangku pojok kanan yang berdekatan dengan lapangan basket.
"Owalah,aku kira apaan." ucap Nisa yang ikut melihat arah pandangan Della.
Terlihat Dika duduk beserta rombongan Dio sedang menikmati minuman digelasnya.
"Yaudah deh aku ikhlas, kamu ambil gebetanku."ucap Della sambil tersenyum menggoda.
"Hihi...,gitu dong.. sama gadis cantik harus ngalah kkk~" ucap Sarah dengan wajah senang.
"Ueekk, Dasar Pede.." ejek Della dengan gaya muntah dibuat-buat.
Nisa memilih tidak peduli lagi obrolan Sarah dan Della.
'Sudah cukup dengan kejadian memalukan tadi' batin Nisa teringat kejadian tadi di kelas ketika ketahuan menatap Dika dengan wajah memerah.
Nisa memasukkan bulatan bakso kedalam mulutnya. Sesekali Nisa mencuri pandang kearah Dika yang juga sibuk dengan makanannya. 'Umm..., kalau dipikir-pikir,, Dika lumayan ganteng juga.' batin Nisa
Sarah dan Della melihat Nisa yang tengah melamun mengernyit bingung lalu tersenyum melihat arah pandangan Nisa yang tertuju pada Dika.
"Cieee.. yang katanya gak naksir dan bilang biasa saja.. tahu-tahu nya udah mulai demen nih.. uhuy.." seru Sarah dan Della serempak dengan suara keras hingga membuat semua orang menoleh ke arah meja mereka termasuk rombongan Dio dan Dika juga.