Gadis berambut panjang ungu pekat itu mengerutkan keningnya melihat sekeliling ruangan yang dia tempati sekarang.
Tiba-tiba pintu di buka dengan kasar membuat gadis itu terperanjat kaget, seorang wanita paru baya masuk ke dalam ruangan itu dengan wajah memerah padam, dadanya naik turun pertanda dia sangat marah.
"Argh...
Suara teriakan gadis itu menggema di seluruh ruangan, ketika rambut panjangnya ditarik oleh wanita paru baya itu.
"Sudah berapa kali saya bilang,jangan ganggu Renata, Arsyila! Atau lama ingin saya kurung disini selamanya! Ucap wanita paruh baya berbaju hitam, Raisa Diwangga,namanya.
Arsyila meringis merasakan sakit di kepalanya, seumur umur dia belum pernah di perlakukan seperti ini. Bahkan, Arsyila tidak mengenal sama sekali siapa wanita di depannya ini. Renata? Siapa Renata?
Rambut Arsyila ditarik semakin kuat membuat arsyila menengadah keatas melihat dengan jelas wajah Raisa.
Banyak umpatan yang ingin di ucapkan oleh arsyila kepada orang di depannya ini. Namun, bibirnya terasa keluh, tidak ada suara yang keluar dari bibirnya.
Raisa menendang perut arsyila membuat si empu tersungkur ke lantai banget, dasar wanita gila! "Umpat arsyila dalam hati."
"Sekali lagi saya peringatkan,jangan ganggu renata. Berhentilah menyakitkan renata,dia adalah putri bungsu keluarga di wangga yang sebenernya. Bukan kamu! Dasar anak haram!!"
Setelah mengatakan itu Raisa melenggang pergi keluar dari ruangan yang pengap itu, arsyila memegangi perutnya yang sakit dan menatap tajam punggung raisa yang semakin menjauh.