Adelio cowok itu tertawa kecil. “Sama-sama Seline.” Dia menyerahkan buku itu ke tangan cewek tersebut.
Setelah selesai mereka berdua berjalan bersama.
"Lio" panggil Seline
"Hmm kenapa Seline" jawab Adelio sambil menatap Seline yang hanya setinggi bahunya.
"Lio Lo kenapa selalu pake kacamata" tanya Seline penasaran semenjak pertama kali bertemu sampai sekarang cewek itu selalu melihat Adelio menggunakan kacamata. Tapi bukan kacamata minus kacamatanya Lio itu keren cocok banget sama wajah gantengnya.
"Lo lupa Seline kacamata ini dari Lo. Pas gue ulang tahun yang ke 16. Sebelum Lo menjauh karena ketemu sama Samuel" jelas Adelio sambil tersenyum tipis.
"Maaf gue lupa" jawab Seline. Ini aneh dinovel yang dibacanya tidak dijelaskan alasan Adelio memakai kacamata.
"Iya gapapa Seline" jawab Adelio karena ia tahu bahwa Seline kehilangan ingatannya. Padahal informasi ini telah ditutup rapat oleh keluarga Addison.
"Kenapa Lo gak benci sama gue, Lio? Gue udah jahat banget sama Lo." Ujar Seline
Air mata mengalir di pipi Seline saat ia teringat dinovel yang dibacanya bagaimana perjuangan Adelio untuk Seline asli.
Adelio menatapnya, matanya penuh kesabaran. "Gue gak akan pernah bisa benci sama Lo, Seline. Sahabat cewek gue yang cengeng ini." Jawab Adelio saat melihat Seline yang menangis hatinya ikut terasa perih. Lebih baik ia yang merasakan sakit daripada harus melihat gadis ini menangis.
Seline menangis lebih keras, tubuhnya bergetar karena isakannya. Adelio mendekat, menyentuh bahunya. "Udah, jangan nangis. Lo gak jahat, Seline."
Ia menarik Seline ke dalam pelukannya, memberikan rasa aman yang tak terucap lewat kata.
"Hiks... Lio," isak Seline di dada Adelio, bahunya naik turun.
Adelio mengusap punggungnya dengan lembut. "Gak apa-apa, Seline. Gue di sini. Lo gak sendirian."
***
Bel pulang telah berbunyi sebagian murid sudah pulang. Tersisa beberapa yang belum pulang. Seline saat ini bersama Adelio diparkiran.
Adelio mengambil motor sportnya.
Cowok itu membantu Seline menaiki motornya. Adelio memberikan jaketnya pada gadis itu untuk menutupi paha Seline yang terpampang nyata.
"Pake tutupin paha Lo, Seline" ucap Cowok itu.
"Iya Lio" jawab Seline sambil mengambil jaket Adelio. Cewek itu bingung ingin berpegangan dimana akhirnya ia berpegangan dibaju Adelio. Sampai sebuah tangan mengambil tangannya untuk memeluk perut cowok itu.
Pipi Seline memerah tanpa pikir panjang ia memeluk erat perut Adelio. Akhirnya cowok itu menghidupkan motornya segera setalah itu motor itu melaju.
Sesampainya di rumah Seline, Adelio mematikan motor sportnya. Seline segera turun, tepat saat pintu rumah terbuka dan ibunya, Elena, muncul. Wanita itu tampak terkejut melihat putrinya diantar oleh Adelio, sahabat masa kecilnya. Sejak Seline mengenal Samuel, Adelio memang jarang berkunjung ke rumah mereka.