Blurb
Orang-orang menyebut hal yang tak dapat diperbaiki dengan takdir. Menyalahkan keadaan dan terpuruk ke dalamnya. Lantas, bagaimana dengan mereka yang memiliki harapan besar lalu dipaksa menerima keadaan? Terima saja keadaannya, kata mereka. Tidak ada yang dapat diperbaiki karena tidak ada pilihan lain selain menerima. Namun, bukankah memutuskan untuk bangkit atau hanya menerima, nyatanya adalah sebuah pilihan? Apakah akhirnya mereka benar-benar akan terjebak dalam pilihan, atau justru menciptakan pilihan sendiri?