Terjebak di Pernikahan Kakakku

Putriani Winingsih
Chapter #1

Sedang berbahagia

Kebaya merah muda itu kini terbalut baju toga serta sanggul indah itu ditemani topi hitam, tanda berakhirnya masa menuntut ilmu adalah hari ini. Tidak ketinggalan wanita dan lelaki paruh baya duduk di kursi kokoh sana sembari menyunggingkan senyum tanpa henti sesekali juga menangis haru melihat putri kecil mereka dulu kini sudah menjadi gadis yang berhasil mencapai pendidikannya.


Putri yang dulu masih menangis dan tertidur pulas di gendongan mereka, kini sudah berdiri sendiri di atas pencapaiannya.


Gadis itu nampak sudah beranjak dari masa remajanya. Namun di mata kedua orang tua itu, ia masih bayi yang mereka timang-timang dulu.


“Laut Bening Xhabiru, Sarjana Ilmu Komunikasi … ”


Bening tersenyum lebar menunjukkan gigi putihnya kepada semua orang yang memberinya sorakan.


Hari bahagia ini, ditemani dengan rangkaian bunga hydrangea berwarna merah muda berkombinasi dengan bunga kecil daisy putih manis, yang ia peluk dengan hangat ditangannya. Sesekali ia menghidu wangi bunga - bunga itu. Ayah dan bunda yang memberikannya, pantas untuk di perlakukan dengan hangat dan dikaguminya dengan sungguh karena diberikan oleh orang terhangat dalam hidupnya pula.


ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ


“Setelah ini Bening akan lanjut kuliah ke luar negeri dan lalu akan jadi jurnalistik terbaik sepanjang masa … ah tidak sabar. Tapi bagaimana pun, Bening akan tetap bekerja dulu di Indonesia sebelum nanti berangkat ke luar negeri,” Bening berucap dengan semangat dan yakin.


“Iya sayang, selamat ya atas perjuanganmu ini. Ayah dan Bunda akan terus mendukung apapun cita cita baikmu itu,” kata ayah sembari menyetir mobil mereka yang melaju di jalan raya.


“Kebahagiaan Ayah dan Bunda lengkap sekali, kakakmu Kencana, bulan ini menikah, sedangkan Bening wisuda,” timpal bunda.


Kedua orang tua itu kini merasa lebih bahagia lagi, sama seperti ketika mereka baru pertama merasakan atas kelahiran Kencana dan Bening dulu. Rasa bahagia yang tidak dapat dituturkan hanya dengan kata. Begitu lengkap kebahagiaan keluarga ini.


Dua saudari itu tumbuh di keluarga penuh manis dan indah bak bunga - bunga yang selalu bemerkaraan setiap hari.


ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ


“Segara, beristirahatlah dulu! Persiapkanlah pernikahanmu dengan matang. Calon istrimu sebentar lagi akan pulang ke Indonesia dan setelah itu kalian segera menikah secepatnya,” ujar lelaki tua namun masih gagah.


“Masa bodoh dengan pernikahan itu, Kek! Kalian saja yang urus, kalian yang memintaku menikah dengan gadis yang tidak jelas itu.” Segara berucap dengan wajah penuh malas.


“Kakek yang memilih Kencana Wungu menjadi istrimu. Dia gadis yang pintar, cantik, berwawasan luas. Kakek adalah dosennya dan kakek tahu betul dia baik untukmu.”


“Tapi aku belum ingin menikah, Kek! Aku juga mempunyai wanita pilihanku sendiri. Tapi Kakek tidak pernah peduli dengan pilihanku. Grace perempuan yang ingin aku nikahi, itupun 10 tahun lagi,” tukas Segara membuat suasana semakin sengit.”


”Kakek tidak suka dengan pacarmu itu!” seru kakek mulai meninggikan suaranya.


“Apa alasan Kakek tidak suka dengan Grace?” tanya Segara dalam.


“Kakek dapat melihatnya jikalau dia tidak baik untukmu dan anak-anakmu nanti. Bahkan dia angkuh sekali,” kakek berucap dengan suara yang merendah.


”Kakek tidak mengenalnya, sudahlah, aku ingin bertemu klien lagi.” Segara beranjak dari duduknya meninggalkan kakek yang masih berwajah kesal menghadapi cucunya itu.

Lihat selengkapnya