Setengah jam yang lalu fira mencoba menghubungi rizky lewat WA namun rizky tidak menjawab karena ia sedang membantu ibunya di ruang jahit.
"Kemana sih ni anak dari tadi di WA kagak ada jawaban, apa aku salah masukin nomor nih"
Fira pun bergumam sendiri di kamarnya dan mencoba mengecek ulang secarik kertas yang tadi di berikan oleh rizky.
"Bener kog, iya bener coba aku cek lagi deh kosong delapan lima enam satu dua lima kosong dua dua satu dua, iya udah benar kog, hmmmm kemana nih anak hiiihh ..."
Fira mencoba meneliti lagi nomor yang di berikan rizky tadi dan ia pun mulai kesal sehinggah mengirim pesan yang banyak sembari menelpon nomor rizky agar ia cepat balas.
Namun rizky masih tetap belum membalas karena ia sedang mendengarkan cerita ibunya di ruang jahit.
Karena kesal fira pun menyalakan tv dan mencoba mencari acara yang menarik agar menghilangkan rasa kesalnya karena rizky yang tidak membalas pesannya sedari tadi.
Berkali kali fira melihat HP nya namun belum ada muncul notifikasi yang ia harapkan. Ia pun terus mencoba menunggu balasan chat dari rizky. Remote tv ia jadikan pelampiasan dengan memencet-mencet nya secara terus menerus sembari mencari acara yang mungkin enak untuk di saksikan.
Akhirnya yang dia nantikan dan tunggu pun datang juga. Hpnya bergetar ada notif masuk dan itu balasan dari orang yang di tunggu-tunggu yaitu pesan dari rizky.
Fira pun seketika sumringah karena rizky sudah membalas pesannya. Mereka pun akhirnya mulai saling balas chat.
"Hai fir"
"Lama benar balasnya kemana aja kamu dari tadi di WA kagak balas-balas kamu ya, awas aja kamu besuk di sekolah (emote marah)"
"Eh, maaf fira tadi aku lagi bantuin ibuku kerja"
"Kerja dimana emangnya"
"Ya di rumah fir"
"Terus ibumu kerjanya apa loh, kog di rumah"
"Ibu kerjanya jahit"
"O begitu ya, lah terus ayahmu kerjanya apa"
"Ayahku udah meninggal fir, kecelakaan beberapa bulan lalu jadi sekarang ibu harus kerja keras untuk kebutuhan kami berdua mangkanya aku tadi bantuin dia karena gak tega lihat ibu kerja dari pagi sampai larut malam"