Fira pun melambaikan tangan sebelum masuk gerbang. Sedangkan rizky juga membalas lambaian tangan fira. Rizky pun melajukan motornya meninggalkan rumah fira dan begitu juga fira bergegas masuk rumah sambil mengendap-endap.
Ia berjalan sambil clingukan menoleh ke kiri ke kanan mencari tanda-tanda keberadaan ayahnya.
Tiba-tiba dari arah belakang ada yang menepuk pundak fira dan itu membuatnya terkejut.
Sontak fira pun duduk dan menutup mukanya karena saking takutnya ia pun reflek berkata.
"Yah ..ampun yah ampun. Fira janji gak akan ulangi lagi yah. Fira bakal nurut"
"Eh non ngapain sih, ini aku mang dadang"
Fira pun mendongakkan kepalanya keatas dan cengengesan karena malu ternyata yang ngagetin dia tadi mang dadang pembantunya.
"Hehe ..,, mang dadang ternyata. ,, Aku kira ayah"
Fira pun berdiri dengan malu-malu karena kelakuannya tadi.
"Hmmmm. Mangkanya non itu lihat dulu keburu histeris aja"
"Maaf mang maaf, eh. .ayah kemana udah berangkat kan"
"Udah non tadi habis maghrib tuan berangkat"
"Ayah gak bilang apa-apa kah mang"
"Ndak non, cuma pesan suruh jagain nona aja"
"Yaudah, syukur deh"
Fira pun menghela nafas dalam sambil memegang dadanya. Karena merasa legah.
Mang dadang pun pamit balik ke belakang. Namun baru beberapa langkah fira pun ingat bahwa besuk panggilan orang tua. Jadi dia pun memanggil mang dadang lagi.
"Eh ..mang mang"
Mang dadang pun menoleh ke fira.
"Apa lagi non"
"Mang fira boleh minta bantuan tidak"
"Bantuan apa non, kalau ngerjakan PR mamang gak bisa non, mamang bodoh dulu waktu sekolah"
"Siapa si mang yang minta di ajari ngerjain PR, hmmmmm .... "
Fira pun seperti biasa memasang wajah cemberutnya yang khas.
"Lah minta bantuan apa terusan non"
Memang beginilah gaya mang dadang orangnya ngablak dan blak blak an. Jadi kadang bicaranya bikin orang ketawa dan itu yang di sukai ayah fira dari mang dadang selain jujur dia juga suka bercanda.
"Mangkanya dengerin dulu lah, mang dadang nyrocos mulu belum juga di jelasin"
"Iya iya non maapin mang dadang, terus apa nih non"