Rizki
Lul, sebenarnya kemarin tuh ada yang mau aku omongin.
Katanya gak ada_β
ππβ€
Salah emot nya maneh, Ki?
Enggak, Lul. Jari aku yang mau.
Hah?
Jari aku tiba-tiba mau kirim emot itu ke kamu.
Oh...
Kok 'oh' doang?
Terus apa dong?
Enggak.
Lulanaaaaa!!!
Apaaa?
Ada yang mau aku omongin.
Iya, apa?
Aku punya perasaan yang lebih dari sekedar sahabat, Lul.
Ke?
Lulana Nirmala.
Aku?
Emangnya ada Lulana Nirmala yang lain?
Sejak kapan, Ki?
Kelas 7.
Hah?
Iya, sejak kelas 7.
Kenapa kamu gak pernah bilang, Ki?
Karena dulu aku nggak punya keberanian. Apalagi sejak kamu sama Bara pacaran.
Kalau aja kamu bilang, mungkin aku gak akan ceritain semua hal tentang Bara ke kamu.
Lul, aku senang kok tiap kamu ceritain Bara ke aku. Itu artinya kamu percaya sama aku.
Tapi itu gak adil buat kamu, Ki.
Yang penting kamu udah tau kalau aku cinta sama kamu. Perasaan ini tulus, Lul.
Aku tau perasaanmu ke aku itu tulus. Karena kalau enggak tulus, kamu gak akan bertahan sejauh ini, Ki.
Setelah pernyataan cinta dan penjelasan di atas, bisakah kita memulai cerita baru?
Aku boleh minta waktu gak, Ki?
Aku siap nunggu, Lul.
Mari kita mulai cerita baru, Ki.
Serius, Lul?
Lulana, makasih yaπ
Lul, sore ini aku ada latihan futsal.
Hari Senin aku tanding di sekolah, Lul. Kamu nonton, ya.
Lul, kamu ke mana aja?
Hari Senin pas jam istirahat kedua, aku ke kelas kamu, ya? Kita ke musala bareng.
Besok aku tanding, Lul. Jam dua. Jangan lupa nontonπ
Iya, Ki. Ke kelas aja. Maaf ya baru bales. Aku baru ada kuota.
"Gila! Aku kira, Rizki mulai suka sama kamu sejak kamu putus sama Bara. Tapi ternyata udah tiga tahun..." Fatimah bersuara usai membaca seluruh isi chat-ku dengan Rizki malam itu hingga kemarin.