Sudah hampir setengah jam bel sekolah berbunyi. Seorang anak laki – laki berumur lima tahun duduk sendiri di depan kelas. Ia terdiam melamun melihat teman – temannya sudah dijemput oleh orang tuanya. Tak lama kemudian seorang anak perempuan berkepang dua duduk disebelahnya. Ia begitu santai mengemut permen yang dibawanya sedari tadi. Wajahnya ceria dan sibuk dengan beberapa bunkus permen ditangan satunya.
“nih.” Anak perempuan tersebut mengulurkan salah satu permen padanya.
“ayahku bilang tidak boleh terima makanan dari orang asing.”
“itu kelasmu kan?” ia menunjuk pintu disamping anak laki – laki tersebut.
“ada apa?” bocah laki – laki itu memandangnya yang sedanga menikmati satu permennya.
“kalau itu kelasmu, ini kelasku.” Bocah perempuan itu melepaskan permen yang diemutnya dan menunjuk kelas yang ada dibelakangnya. “kelas kita sebelahan, itu artinya aku temanmu.. bukan orang asing.” Bocah laki – laki itu menatap anak perempuan itu dengan tatapan aneh. “aku pulang dulu, sepertinya ibuku sudah menungguku diluar.” Ia berdiri lalu menaruhkan satu buah permen lollipop di kursinya. “aku taruh permennya kalau kau malu denganku.” Ia tersenyum lebar dan menampilkan gigi depannya yang ompong “sampai jumpa.” Ia berlari meninggalkan anak laki – laki itu sendiri. Beberapa saat kemudian laki – laki berpakaian rapi mengenakan setelan jas datang menghampiri anak laki – laki itu. Pakaiannya yang begitu mencolok di dalam TK itu menjadi perhatian guru – guru yang masih berada disekolah yang sudah mulai sepi.
“biar aku bawakan tasnya Tuan muda.” Mereka berjalan menuju gerbang sekolah.