Terminal Lama

Topan We
Chapter #23

Cindy Ayu Utami - Edi Gemetar

Malam itu udara di kawasan Terminal Lama terasa lembap. Lampu-lampu kios yang sudah tutup memantulkan cahaya kuning redup ke jalanan sempit yang dilewati Cindy dengan langkah kecil namun mantap. Ia baru saja mendapat izin dari Edi, izin yang bagi sebagian orang mungkin biasa saja, tapi bagi Cindy terasa seperti pencapaian besar. Edi bukan tipe laki-laki yang mudah membuka ruang pribadinya. Bahkan teman-temannya yang sudah bertahun-tahun dekat, belum pernah sekalipun menginjakkan kaki di kamar itu.

Cindy tahu Edi berbeda. Dan justru itu yang membuatnya penasaran dan ingin semakin dekat. Ketika pintu kamar Edi terbuka, Cindy sedikit terpaku.

"Waw ieu kamar maneh, A?" - “Wawww....ini kamar kamu, A?” tanyanya pelan, matanya menyapu seluruh ruangan.

Edi mengangguk, sedikit kikuk. "Kunaon? Acak-acakan, nyah?" - “Kenapa? Berantakan, ya?”

Cindy langsung menggeleng cepat. "Teu... justru sabalikna." - “Bukan… justru sebaliknya.”

Ruangan itu jauh dari bayangan Cindy tentang kamar pria rantau yang bekerja sebagai cleaning service. Lantai bersih mengilap, tiap sudut tanpa debu. Rak kecil berisi perkakas tersusun rapi seolah menunggu pemiliknya memilih satu persatu untuk dipakai. 3 pasang sepatu berjajar seperti koleksi yang dirawat penuh perhatian.

Dan yang paling membuat Cindy tertegun, jejeran buku di rak kayu kecil dekat kasur lipat. Novel horor, sejarah, romansa dan kumpulan cerpen, buku sejarah, sampai puisi. Belum lagi beberapa catatan kecil yang tertata seperti arsip pribadi.

"A, maneh maca ieu sadayana?" - “A, … kamu baca semua ini?” tanya Cindy, suaranya hampir tak percaya.

Edi tersenyum tipis.

Lihat selengkapnya