Blurb
Mimpinya sederhana. Memeluk boneka beruang jingga di hari ulang tahunnya. Tetapi dunia tidak membiarkannya. Setelah ditinggal ayah dan tak lagi beribu, takdir kembali menjadikannya sebatang kara.
Semesta lantas mengirimkan penyembuh untuk luka hidupnya. Tetapi sang penawar luka kembali terusir pergi darinya.
Dia terluka, lantas ketika dia murka, dunia mengecapnya jagal berbahaya.
***
"Tunggu!" Kuraih tangannya sebelum gadis itu beranjak pergi. Dia menepis. Berbalik dan mata elangnya menghujamku. Lebih dingin dari udara malam. Kebencian yang selama ini terkamuflase dengan baik menyembul keluar.
"Berhenti, Jill! Dengarkan aku! Bukankah kita berteman?"
Dia tertawa sinis.
"Kita tidak akan pernah menjadi teman," sahutnya dingin. Tubuh mungil rampingnya berbalik dan mulai beranjak pergi.
"Kau adalah bagian dari sesuatu yang kubenci. Kita tidak akan menjadi teman atau apa pun." Langkahnya terhenti. Dia berbalik dan lagi-lagi menatapku dengan mata elang hitam pekatnya.
"Kali berikutnya kita bertemu, kita akan saling menghabisi, Hunter!"