Teror Satu Malam

yon bayu wahyono
Chapter #5

Bagian #5

Melihat hal itu, Ijal spontan berseru, “Mereka sudah bubar!” 

“Ayo kita ikuti mereka,” sambung Jarwo.

Trimo mengangguk dan langsung naik ke tegalan. Namun karena undakan itu licin, tubuhnya terbanting, masuk ke sawah yang baru dipanen itu. Sarungnya yang sudah kotor karena tadi dipakai untuk berbaring di pematang sawah kini basah dan penuh lumpur.

“Tolong!” teriak Trimo.

Ijal dan Jarwo buru-buru turun kembali ke pematang. Mereka mengulurkan tangan untuk membantu Trimo keluar dari lumpur sawah. Setelah berhasil, mereka buru-buru naik kembali ke kebun yang berada di atas sawah.

“Aku pulang dulu,” kata Trimo. “Mau mandi dan ganti baju,” sambungnya.

Ijal dan Jarwo mengangguk tanpa bersuara. Di tengah kegelapan, mereka berpisah; Trimo menuju mushola untuk kemudian pulang, sementara Ijal dan Jarwo menuju rumah Pakde Karjo.

“Ada apa?” bisik Jarwo ketika dilihatnya orang-orang berlarian tanpa arah. Ijal tidak menjawab, namun justru berlari ke rumah Pakde Karjo. Jarwo langsung mengikutinya. Setelah sampai di rumah Pakde Karjo, barulah mereka tahu apa yang terjadi. Istri Pakde Karjo tengah menangis histeris sambil memeluk jasad suaminya yang masih berlumuran darah.

“Lik Parman mengamuk. Dia membunuh Pakde Karjo!” cerita anak kecil yang ditanya Ijal.

“Membunuh pakai apa?”

“Golok!”

Lihat selengkapnya