Terpikat Pesona Berondong Targetku

Brille23
Chapter #3

Chapter 3 | Saling curiga

"Kenapa orang ini malah jadi mengikutiku?" pikir Wendy sembari melirik Reynold yang pada akhirnya malah ikut berjalan bersamanya menuju sebuah lapangan di dekat rumahnya.

"Nah Kita sudah sampai, Kau tadi bilang akan mengelilingi lapangan ini bukan?" tanya Reynold pada Wendy.

Lapangan yang berada dekat dengan rumah Reynold itu saat ini terlihat tidak terlalu ramai, ada beberapa orang yang tengah duduk-duduk bercengkerama di lapangan, joging, atau hanya berjalan-jalan saja di sana. Lapangan yang ternyata tidak sepi itu membuat Reynold merasa lega, karena ia akhirnya bisa pergi dengan tenang.

"Di sini sepertinya tidak terlalu sepi, jadi Aku pulang," ucap Reynold yang langsung bergegas meninggalkan Wendy di lapangan.

Wendy hanya diam melihat punggung Reynold yang kian lama kian menjauh, ia benar-benar tidak mengerti alasan mengapa Reynold ikut bersamanya ke lapangan dan tiba-tiba meninggalkannya sendirian di sana.

"Tunggu dulu! Apakah itu maksudnya dia hanya ingin memastikan Aku aman sampai ke lapangan ini?" pikir Wendy yang tanpa sadar wajahnya kini memerah.

Menyadari bahwa baru saja ia terpikirkan sebuah kemungkinan bodoh itu, ia langsung menggeleng-gelengkan kepalanya dengan keras untuk meluruskan kembali pikirannya. "Tidak, tidak, Aku tidak boleh berpikir terlalu dangkal, mana mungkin ada orang asing yang bisa sebaik itu pada orang asing lainnya," sambungnya.

Wendy kemudian mulai berjalan mengitari lapangan itu sembari membenarkan kembali jalan pikirannya. Ia mengambil sebotol kopi yang tadi dibelikan oleh Reynold dan langsung meminumnya sedikit demi sedikit.

"Ah~ sepertinya alasan yang paling benar adalah karena dia mulai mencurigaiku dan yang dia lakukan barusan hanyalah sebagai salah satu sikap waspadanya, dia hanya ingin memastikan bahwa apa yang kukatakan itu adalah benar adanya," ucapnya dalam hati setelah ia akhirnya bisa menjernihkan pikirannya.

***

Sementara itu, sebenarnya saat ini Reynold sedang bersembunyi di tempat yang agak jauh dari lapangan, ia mengawasi Wendy yang tengah berjalan-jalan mengelilingi lapangan sembari meminum kopi yang ia belikan.

"Sejauh ini dia melakukan seperti apa yang dia katakan," gumamnya.

Benar dengan apa yang dipikirkan Wendy, saat ini Reynold mulai mencurigainya dan hal itu karena sifat bawaannya yang tidak bisa langsung percaya pada orang begitu saja, ditambah lagi dengan pekerjaan ayahnya yang sangat berbahaya itu menuntutnya untuk selalu waspada dalam keadaan apa pun di kehidupan sehari-hari.

Sudah cukup lama ia mengawasi Wendy, hingga akhirnya Wendy mulai berjalan meninggalkan lapangan menuju jalan yang tadi ia dan Reynold lalui. Reynold yang masih penasaran pun mengikuti wanita itu di belakangnya dengan jarak yang menurutnya cukup aman. Jika itu orang lain mungkin ia tidak akan menyadari bahwa ia sedang diikuti oleh pemuda yang sangat berhati-hati itu, tapi Wendy adalah seorang profesional sehingga ia bisa menyadari bahwa Reynold tengah mengikutinya saat ini. Ia bisa tahu keberadaan pemuda itu di belakangnya, karena wanita itu sudah hafal dengan bagaimana cara Reynold berjalan dan bagaimana suara yang dihasilkan dari langkahnya itu.

"Benar-benar pemuda yang sangat waspada. Seperti yang kupikirkan sebelumnya, saat ini dia pasti tengah memastikan apa yang kukatakan itu benar adanya," pikir Wendy yang sedang berakting senatural mungkin untuk mengelabui pemuda yang sedang mengikutinya itu.

"Well, sepertinya Aku akan benar-benar pulang saja, lagi pula jika kuteruskan ia akan semakin mencurigaiku," sambungnya.

Reynold mengikuti Wendy sampai akhir, sampai wanita itu pergi menaiki motor gedenya yang diparkirkan di minimarket tadi.

"Oh, ternyata motor keren itu milik orang itu," gumam Reynold setelah ia melihat Wendy sudah melesat pergi mengendarai motornya.

"Hm, sepertinya Aku keliru, dia hanya orang biasa, ini pasti karena Aku terlalu banyak berpikir belakangan ini," pikirnya sebelum akhirnya ia berbalik dan melanjutkan perjalanan pulangnya.

***

Lihat selengkapnya