Terpikat Pesona Berondong Targetku

Brille23
Chapter #6

Chapter 6 | Berinteraksi lagi dengan si target

POV Wendy.

Aku sudah cukup lama berdiri di sini, berusaha menguping pembicaraan kedua pria itu di dalam sana. Namun sayang sekali aku tidak bisa mendengar dengan jelas mengenai apa yang sedang mereka bicarakan karena situasi di sekitarku yang begitu riuh, ditambah lagi baik suara Reynold maupun Martin, keduanya terdengar sangat pelan sehingga hal itu membuatku terpikir bahwa di dalam sana mereka benar-benar sedang membicarakan sesuatu yang sangat serius.

"Apakah mereka benar-benar mencurigaiku sehingga mereka mengikatkan kewaspadaan mereka?" pikirku, memikirkan kemungkinan terburuk itu.

"Hm, tapi jika demikian, mengapa Martin mencurigaiku? Dia hanya seorang dosen yang tak ada sangkut-pautnya dengan organisasi, dia murni orang luar yang seharusnya tidak ada keterkaitan apa-apa sehingga seharusnya dia bukanlah ancaman ... Seharusnya yang aku khawatirkan adalah Reynold, dia pasti tahu sesuatu mengenai kasus pembunuhan si brengsek itu dari ayahnya, mungkin saja dia saat ini sedang meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan sekitarnya ... Ya, ya, abaikan Martin dan fokuskanlah pada Reynold, Aku tidak boleh membuatnya curiga." Aku terus bergelut dengan pikiranku sendiri, mencari pemikiran yang logis untuk menenangkan diri sehingga aku bisa lebih fokus dengan misiku.

KRIET ...

Terdengar suara decitan engsel pintu begitu jelas di telingaku sehingga jelaslah pintu di belakangku ini terbuka lebar.

Perlahan kudongakkan kepalaku untuk melihat sosok yang membuka pintu, dan tampaklah wajah datar nan dingin Reynold sedang tertunduk memandangku.

"Sedang apa Kau?" tanya Reynold setelah kuperlihatkan tampangku dengan sempurna padanya.

Aku terpaku sejenak karena kaget, lalu dengan sigap langsung berdiri dengan tegak sembari cengengesan di hadapannya, layaknya seperti seorang gadis lugu yang sangat malu tertangkap basah melakukan hal memalukan.

Reynold tidak beranjak dari tempatnya berdiri, dan pandangan dinginnya masih tidak teralihkan dariku seakan ia sedang menunggu penjelasan dari pertanyaannya.

"Em, maafkan Aku, sebenarnya Aku sedang menunggumu di sini ... Kau tahu kan Aku adalah mahasiswi baru di sini, dan Aku benar-benar tidak mengenal siapa pun di sini, dan hanya ada Kau yang saat ini ada di sini ... sedangkan setelah ini masih ada kelas, Aku belum mengenal lingkungan, jadi -"

"Minggir!" serunya di saat aku belum selesai menuturkan alasanku yang sangat berbelit-belit itu.

Tentu hal itu membuatku terdiam, dan dengan refleks langsung memberi jalan pada pemuda dingin dan cuek itu.

Tanpa mengatakan apa-apa ia langsung melengos pergi melewati aku.

"Ck, bukannya tadi dia yang bertanya?!" Aku menggerutu, merasa sedikit kesal dengan tingkah pemuda itu.

Melihat punggungnya semakin jauh, aku pun berinisiatif untuk mengikutinya di belakang dan berusaha bertingkah agresif dengan berencana untuk terus menempel padanya selama seharian ini. Meski terdengar aneh, tapi aku kira cara itu patut dicoba.

"Chris menuliskan bahwa Bella Valentine adalah seorang gadis yang polos, sedikit pemalu, lugu, percaya diri, ulet, dan keras kepala. Well, kukira jika Aku mendekati Reynold dengan agresif itu tidak terlalu keluar jauh dari sifat Bella Valentine," pikirku sembari berlari kecil menyusul Reynold.

***

Tanpa mendapat protes dari pemuda datar itu, aku pun berhasil terus mengekor padanya sepanjang jalan. Harus kuakui, berlaku seperti ini sungguhlah sangat melelahkan, selain harus bertingkah sebagai orang lain, aku juga harus bersaing dengan gadis-gadis di sekitar Reynold yang terus saja berusaha mendapatkan perhatian darinya. Namun dari sekian banyak gadis itu, hanya aku yang bertahan mengekor padanya sejauh ini. Hal itu sepertinya karena aku memiliki alasan kuat, yaitu karena aku adalah teman sekelas barunya yang memerlukan bantuannya. Kukira hal itu juga lah yang membuat Reynold tidak keberatan jika aku terus bersamanya selama ini.

Sepanjang jalan aku terus bertanya padanya mengenai berbagai hal mengenai kampus ini. Ia memang tampak tidak memedulikanku, tapi mengejutkannya sesekali dia menimpali atau menjawab pertanyaanku meski dengan sangat singkat. Mengetahui hal itu membuatku terpikir bahwa mungkin saja untuk mendekati pemuda ini tidaklah sesulit yang kubayangkan.

setelah cukup lama berjalan, akhirnya kami sampai di sebuah tempat yang teduh dan banyak ditanami berbagai macam tanaman dan beberapa pohon besar yang membuat tempat ini sangatlah teduh. Selain itu, di sini juga terdapat beberapa bangku dan meja yang tampak digunakan oleh mahasiswa di sini sebagai tempat untuk mengerjakan tugas.

Lihat selengkapnya