Terpikat Pesona Bocil

kapten
Chapter #1

Prolog #1

Rendra terus tersenyum sambil menatap kotak berukuran kecil, yang dibungkus kertas kado berwarna ungu bermotif garis horizontal.


Kotak tersebut berisi hadiah sepasang cincin, hasil dari kerja kerasnya selama 3 bulan, di sebuah restoran selepas pulang kuliah.


Ia merasa senang karena bisa membelikan hadiah ulang tahun untuk kekasihnya, Selvi. Sebenarnya Rendra bisa saja membelikan apapun untuknya tanpa harus bersusah payah bekerja.


Cukup dengan menggunakan black card miliknya, ia bisa membelikan apapun yang Selvi inginkan. Mengingat jika Rendra adalah pewaris tunggal dari Keluarga Wilson.


Namun Rendra memilih untuk tidak menggunakan kekayaan yang dimiliki keluarganya. Ia ingin membelikan hadiah spesial, hasil dari kerja kerasnya sebagai pelayan di restoran.


Cinta bisa membuat seseorang menjadi gila. Mungkin itu perumpamaan yang cocok untuk seorang Tuan Muda Elvaro Rendra Wilson.


Bisa-bisanya dia bekerja menjadi seorang pelayan di restoran. Padahal dari kecil ia tidak pernah sama sekali menyajikan makanan, atau bahkan mencuci bekas piringnya sendiri, apalagi milik orang lain.


Dan sekarang, hanya karena ingin mendapat uang untuk membelikan hadiah ulang tahun kekasihnya, ia rela bekerja sebagai seorang pelayan.


"Aku yakin Selvi pasti suka dengan hadiahku kali ini," senyum Rendra masih terus mengembang, tanpa peduli jika orang-orang disekitarnya memandangnya dengan tatapan aneh.


'Kasihan masih muda udah gak waras'


Mungkin itu yang ada di pikiran setiap orang yang berlalu-lalang di sekitar Rendra.


Seorang remaja berdiri sendirian, dengan posisi sedikit menyandarkan tubuh ke mobil sedan hitam. Dan tidak lupa dengan senyum yang tidak pernah hilang dari bibirnya, sambil terus menerus memandang sebuah kotak kecil.


Tentu saja siapapun akan berpikir kalau remaja tersebut memang sudah tidak waras. Tapi apa peduli dengan pemikiran orang lain. Rendra memang sedang di mabuk asmara, apalagi ini cinta pertamanya.


Rendra mulai beranjak pergi sebelum orang lain akan benar-benar memanggil Satpol PP, karena melihatnya masih senyum-senyum sendiri seperti orang gila.


Langkah kakinya berjalan memasuki taman kota yang dipenuhi para pengunjung baik anak-anak maupun orang dewasa.


Suasana malam hari memang sangat cocok untuk bersantai, bermain, atau tempat untuk sepasang kekasih merajut asmara di bawah sinar rembulan.


Hari ini Rendra meminta Selvi untuk bertemu di bangku taman dekat dengan kolam ikan. Selain ingin memberi kado ulang tahun, ia juga ingin menghabiskan waktu bersamanya malam ini.


Rendra mulai melangkah cepat, karena sudah tidak sabar lagi ingin melihat raut wajah bahagia Selvi, saat menerima hadiah darinya.


Namun saat Rendra belum sampai di tempat kolam ikan, kedua kakinya perlahan mulai berhenti melangkah.


Badannya diam mematung di tempat. Dan jantungnya seperti berhenti berdetak.


Rendra merasa tidak percaya dengan kedua matanya sendiri ia melihat ....


"Sayang, kamu kapan putusin Rendra?" tanya seorang pria berambut textured quiff, sedang membelai rambut seorang gadis yang duduk disampingnya.


Melihat postur tubuh gadis tersebut dari belakang, Rendra sangat yakin jika itu adalah Selvi, pacarnya sendiri. Tapi kenapa dia bersama dengan pria lain? Siapa dia?


Rendra tidak ingin berspekulasi berlebihan. Ia yakin jika itu bukan Selvi, bisa saja gadis tersebut hanya terlihat mirip. Apalagi ia cuma melihatnya dari arah belakang.


Lihat selengkapnya