Benda serupa bola pejal raksasa tampak seolah mengambang di ruang hampa. Ia kemudian perlahan menembus atmosfer hingga akhirnya berpendar bagai bola api berbentuk bulat sempurna. Pijar tanda terbakar masih menyala-nyala secara merata di seluruh permukaannya. Lecet dan kelupas logam mulai tampak seiring dengan pudarnya pendar semerah saga. Kini benda terbang asing yang mungkin dapat dikategorikan sebagai UFO itu nyaris seperti bongkahan usang tak berharga. Setelah jaraknya dengan permukaan tersisa beberapa ratus meter lagi, bola raksasa itu kembali mengambang, lalu bergerak lambat sebelum kemudian memelesat macam kilat dan akhirnya berhenti mendadak secara tak masuk akal; mendarat sempurna di tanah berumput tebal bagai karpet hijau yang segera terbakar akibat permukaan logam yang membara. Segera setelah membakar permadani hijau di sekelilingnya, objek asing bulat seukuran maket planet Jupiter pada aula planetarium museum-museum di masa lampau itu mengeluarkan bunyi serupa alarm sebanyak dua kali, sebelum akhirnya mengedipkan cahaya hijau dan mati. Segera setelah itu, rerumputan tumbuh lebih lebat dari sebelumnya, menggantikan permadani yang terbakar hingga menyelimuti pesawat asing itu.
Kini pemandangan kontras mengusik sesiapa saja penghuni hutan yang berlalu lalang. Di mana hamparan hijau dan langit biru cerah dengan arak-arakan awan tipis dicemari oleh seonggok logam perak berbentuk bulat yang kini mulai tertutup rumput lebat. Sepertinya hutan itu tak suka dengan keberadaan benda asing. Hewan-hewan mamalia dan unggas-unggas itu saling pandang sebelum menatap benci ke arah onggokan bola raksasa.
***
Nun jauh di sudut lain galaksi berbeda, sekelompok orang sibuk bersorak dan berpelukan satu sama lain. Mereka meneriakkan bahasa asing yang tampaknya mengekspresikan kegembiraan tak terperi.