Terror Mannequin

Devi Sri Mulyani
Chapter #3

BAB 2

“selamat datang di butik lauren” suara nyaring anita menyambut seorang wanita berusia tiga puluh tahunan yang masih cantik dan terlihat muda, dibelakangnya menyusul seorang anak perempuan berusia lima tahun. 

Lauren langsung tersenyum dan menghampiri wanita tersebut “hallo, silahkan dilihat – lihat koleksi baju di butik saya” 

“thank you mbak. Saya mau langsung ke lantai atas saja ya. Disini penuh banget” ujarnya seraya naik ke atas tangga diikuti anak perempuannya yang memegang lolipop. Hari ini butik lauren memang sedang banyak pelanggan yang datang. dilantai satu memang terlihat penuh oleh orang – orang yang sedang sibuk memilih – milih baju di etalase. 

DIilantai dua, wanita itu langsng tertuju pada deretan baju di etalase yang langsung menarik perhatiannya, sementara sang anak perempuan yang memegang lolipop tadi langsung bergerak lincah kesana kemari. Langkahnya seketika terhenti begitu melihat manekin di dalam kaca, di tengah – tengah ruangan. Anak perempuan itu hanya berdiri dan mendongakkan kepala didepan kotak kaca berisi manekin yang nampak tinggi menjulang. namun, tiba – tiba saja bibir manekin itu terangkat dan kepalanya mendongak ke bawah. Menikam tatapan kagum si anak perempuan dengan sorot mata tajam. Membuat lolipop yang di pegang si anak terjatuh. Kemudian jeritan khas anak – anak mulai menggema di butik lauren. 

Lauren langsung bergegas menuju lantai dua, dan mendapati anak perempuan itu sedang memeluk erat ibunya dengan wajah ketakutan. Lauren menghampiri anak perempuan itu, yang sedang berusaha ditenangkan oleh ibunya.

“hei, kamu kenapa sayang?” tanya lauren lembut. 

“aku takut” jawabnya 

Dahi lauren mengeryit “takut apa? Apa ada binatang di sekitar sini. Ada Tikus? Kecoak?” 

Tatapan lauren langsung menyapu ruangan. Apa mungkin di tokonya memang ada tikus atau kecoak yang berkeliaran yang membuat anak kecil ini ketakutan. Tapi rasanya tidak mungkin, lauren selalu menyuruh anita, lisa dan neni untuk membersihkan butiknya sebelum di buka. 

“aku takut itu kak” anak kecil perempuan itu menunjuk ke arah tengah – tengah ruangan yang membuat lauren refleks menoleh ka arah manekin di dalam kotak kaca. 

“kamu takut manekin itu?” tanya lauren meyakinkan. Anak kecil itu hanya mengangguk. 

Lauren tersenyum sambil mengelus lembut pipi anak kecil itu “kamu gak usah takut itu Cuma manekin biasa kok”

“tapi tadi dia gerak kok, dan melotot ngeliatin aku. Serem banget” 

Lauren dan si ibu berpandangan sejenak. 

“mungkin kamu Cuma salah lihat sayang. Gak mungkin manekin nya bisa gerak. Itu kan Cuma boneka” ujar ibunya 

“bonekanya gerak sendiri. Aku takut” anak kecil itu kembali memeluk ibunya erat – erat “ ayo kita pulang ma” 

“ya sudah, kita pulang saja ya” wanita itu tersenyum ramah pada lauren “maaf ya mbak. Lain kali saya datang lagi” 

“jangan kapok datang kesini ya bu” 

Setelah wanita dan anak perempuannya turun. Lauren mendekati manekin itu dan memperhatikannya lekat – lekat. Apa benar manekin ini bergerak sendiri? Bisa saja anak kecil tadi salah melihat. Tapi tidak mungkin anak sekecil tadi berbohong. Anak – anak mahluk terpolos dan terjujur yang pernah lauren temui. Jadi tidak mungkin anak kecil tadi berbohong. Tapi rasanya sulit untuk mempercayai bahwa manekin ini bergerak. Tiba – tiba saja sesuatu melintas di pikiran lauren. Apakah mungkin manekin ini hidup?

***

Lihat selengkapnya