Pagi – pagi sekali lauren sudah nongkrong di depan butiknya sambil menikmati roti sandwich buatannya, sambil menunggu kedatangan anita, neni dan lisa. Karena hari ini jadwal kuliah lauren siang. Dan nanti sepulang kuliah, lauren sudah janjian dengan xavier, vania, disya, dan stefan pacar vania untuk nonton film bersama ke bioskop. Jadi pagi – pagi sekali lauren sudah datang ke butik, kebetulan hari ini adalah akhir bulan, lauren harus menghitung setiap pengeluaran dan pemasukan di butiknya.
“hai, kak. Tumben Udah dateng aja” sapa lisa
“iya nih, ini kan Udah akhir bulan aku mau lihat catatan keuangan butik. Nanti sore aku ada janji, jadi aku sempetin pagi – pagi ke butik” jelas lauren
“mana neni dan anita?” tanya lauren sambil membuka kunci pintu
“tadi aku wa sih mereka masih dijalan kak. Katanya Udah deket” jawab lisa
“aku langsung ke atas ya lis. Kalau anita dateng, suruh langsung kasih laporan keuangan butik ke aku” ujar lauren.
“beres kak. Aku beres – beres dulu ya”
Begitu lauren tiba di lantai dua, dirinya sedikit terkejut melihat manikin – manikin di lantai dua bertebaran dimana – mana. Biasanya manikin – manikin ini selalu berjajar rapi tepat di depan kaca jendela butik yang menghadap keluar. Tapi kini posisinya sudah berubah tidak beraturan ditambah lagi manikin – manikin ini tidak berpakaian.
“lisa!” panggil lauren “kesini deh sebentar”
“iya kak. Ada apa?” tanya lisa begitu disamping lauren
“bisa jelasin ke aku kenapa manikin – manikin ini bisa pindah posisi?” tunjuk lauren ke arah manikin
“lho?!” ujar lisa bingung “kok bisa begini? Padahal semalam saat kita tutup butik, posisinya masih ada didepan jendela kok kak”
“yakin? Mungkin semalam kamu gak nyelesain pekerjaan kamu mengganti pakain – pakaian manikin ini dengan yang baru” sahut lauren sangsi
“enggak kak. Sumpah, semalam kita bertiga Udah mengganti pakaian – pakaian ini sama model yang baru. Aku gak bohong. Kakak tahu kan kita selalu pulang sama – sama tiap butik selesai di tutup” lisa berusaha meyakinkan lauren. Lisa yakin betul, semalam dia, anita, dan neni sudah mengganti semua pakaian manikin – manikin di butik, dan menaruhnya ke tempat semula dengan rapih. Tidak mungkin kan lisa bisa hilang ingatan dalam waktu semalam?.
“oke, aku percaya kok” ujar lauren tersenyum. Lauren bisa melihat kejujuran sekaligus kebingungan dari raut wajah lisa. Yang bisa memastikan kalau lisa sudah menjalankan pekerjaannya dengan baik, dan dia tidak tahu apa – apa “nanti kalau anita sama neni Udah dateng, aku minta tolong di beresin ya”
Lalu lauren naik ke lantai tiga dengan diliputi kebingungan. Bagaimana bisa manikin – manikin itu berganti posisi dan telanjang padahal semalam anita, neni, dan lisa sudah mengganti pakaian – pakaian si manikin dan menaruhnya seperti semula. Apa sebenarnya mereka bertiga berbohong? Tidak mungkin. Lauren yakin lisa berkata jujur. Apa ini ada kaitannya dengan bayangan orang yang di duga pencuri beberapa malam lalu?.
***
“wah Udah lama nih gue gak datang ke butik lo ya ren” seru disya begitu dia menutup pintu mobil.
“di butik banyak model baru tahu dis. Lo baru gajian kan? Bisalah lo borong” timpal lauren sekaligus berpromosi
“gampang. Gue borong, tapi duitnya menyusul ya” disya nyengir yang langsung membuat lauren menekuk wajahnya.
“gak modal. Baru gajian, tapi beli baju ngutang” cetus vania sambil melenggang masuk ke dalam butik.
“yaelah, ngutang sama sahabat sendiri masa gak boleh” ujar disya
“heh! justru haram hukumnya kalau ngutang sama sahabat. Bikin orangnya gak tahu diri tahu gak” timpal lauren disusul tawa disya
“gak tahu diri buat bayar ya?” disya terkikik
“itu lo tahu dis” ujar vania. “anita, neni, sama lisa pada belum dateng?”
“belum lah, inikan baru jam delapan. Mereka paling dateng jam Sembilan satu jam sebelum butik buka” jawab lauren