Terror Mannequin

Devi Sri Mulyani
Chapter #11

BAB 10

Sudah hampir satu minggu lauren menutup butiknya. Dan selama hampir satu minggu itu pula lauren mendapat berbagai macam permintaan dari pelanggannya melalui akun media sosial butiknya, kapan butik akan kembali dibuka, kenapa butik lauren di tutup, bahkan ada yang berkomentar jika mereka sudah jauh datang – datang ke butik lauren untuk berbelanja sekaligus melihat manikin mirip manusia itu. 

Lauren menjadi ragu, apa kah akan kembali membuka butiknya atau tidak. Meskipun lauren tetap menjual baju – bajunya melalui online, namun tetap saja pelanggan butik lauren tetap meminta butiknya kembali di buka dan penasaran dengan manikin serupa manusia itu. 

Akhirnya dengan berat hati dan penuh pertimbangan, lauren kembali membuka kembali butiknya setelah satu minggu tutup. Namun, lauren akan menutup butiknya pada pukul enam sore. 

Hawa dingin menyambut lauren ketika lauren membuka pintu depan butik. lauren kembali merasa was – was. Kenapa lauren menjadi takut berada di butik nya sendiri. padahal tempat ini sudah menjadi rumah kedua bagi lauren. apa karena sekarang lauren sudah mengetahui fakta bahwa manikin di dalam kotak kaca itu hidup?. Hal yang sama juga dirasakan oleh vania. setelah mendengar cerita lauren tempo hari, saat lauren terjatuh di tangga karena manikin hidup itu memanggil nama lauren sekaligus melihat manikin itu berdiri didepan jendela lantai dua. entah kenapa vania merasa takut. Menginjakan kaki di butik ini ketakutan vania semakin bertambah. 

“lo yakin mau buka kembali butik lo ren?” tanya vania 

“gue masih ragu sih, tapi banyak pelanggan yang minta. Mereka lebih memilih datang langsung ke store, daripada beli online” jawab lauren 

Lauren bukan tidak mau mencari ruko yang baru dan segera pindah dari ruko yang ditempatinya saat ini. tapi lauren sudah terlanjur membayar uang sewa ruko ini selama satu tahun. Dan lauren baru menempati ruko ini selama hampir lima bulan. Dan menyewa ruko baru berarti mengeluarkan uang baru. uang tabungan lauren bahkan hampir habis karena dia gunakan untuk menyewa ruko dan membuka bisnis clothing line miliknya. 

“pasti karena manikin jadi – jadian itu kan?” tebak vania 

Lauren mengerutkan dahi mendengar perkataan vania “kata – kata lo jadi mirip disya sekarang” 

“kenapa gak sekalian aja lo bilang manusia jadi – jadian” tambah lauren iseng 

“kata – kata lo lebih parah” ujar vania tertawa 

“mau naik ke lantai dua gak van?” lauren memandang vania ragu 

Vania tidak langsung menjawab. Vania merasa agak takut tapi juga penasaran ingin melihat kembali manikin itu setelah tahu kenyataannya kalau manikin itu ternyata hidup. Vania membuang rasa takutnya lalu menjawab “boleh” 

“santai aja ya van. Bersikap seperti tidak terjadi apa – apa” ujar lauren 

“oke” 

Kedua gadis itu menaikin tangga, lalu keduanya terpekur kala melihat pemandangan di hadapan mereka. Ruangan lantai dua berantakan. Baju – baju berserakan di lantai, manikin – manikin plastik yang terpajang rapi didepan jendela juga berserakan dilantai dengan tubuh terpotong – potong. Lauren segera berlari menuju lantai tiga, vania menyusul kemudian. 

“astaga ren” seru vania saat memasuki ruangan yang juga sama berantakannya dengan lantai dua. 

Di kamar, sprei sudah terlepas dari kasurnya, bantal, guling, barang di atas nakas, semuanya sudah berceceran dimana – mana. Beberapa baju lauren yang sengaja lauren simpan di lemari, juga ikut berserakan. lauren dan vania beralih ke ruangan santai yang menyatu dengan pantry kecil. Vas bunga, majalah dan buku, beberapa pecahan gelas dilantai, kubangan air. 

“ya tuhan” lauren memegang kepalanya. Ingatan si penyusup yang diam – diam masuk ke dalam butiknya, segera dienyahkan lauren. sudah jelas, tidak ada penyusup yang datang kesini. Tidak ada. Yang ada hanyalah sebuah manikin jadian – jadian yang terkurung di kotak kaca itu. manikin itu yang membuat kekacauan ini. 

Lauren dan vania kembali ke lantai dua. mata lauren terfokus ke tengah – tengah ruangan. tempat kotak kaca berisi manikin itu berada. Lauren mendekati kotak kaca itu dan berdiri tepat di hadapan si manikin yang berdiri angkuh. “kau yang melakukan ini semua ka

***​

Begitu di buka kembali, butik lauren diserbu pembeli. Dua hari yang lalu, ketika lauren mendapati butiknya berantakan, lauren langsung menyuruh dua orang pekerja di rumahnya untuk membereskan butiknya yang seperti kapal pecah. Dan keesokan harinya baru lauren membuka butiknya kembali. namun sekarang jam buka butik lauren di kurangi. Paling telat pukul enam sore, butik sudah harus tutup. Bahkan lauren berpesan agar sebelum pukul enam, neni dan lisa sudah menutup butiknya dan mereka dianjurkan bergegas pulang.

Dan lauren bersyukur, selama tiga hari butiknya di buka, tidak terjadi apa – apa di butik. semuanya nampak baik – baik saja. Lauren merasa sedikit lega. Setiap sore lauren selalu menelepon neni atau lisa, apakah mereka sudah bersiap untuk menutup butik atau belum. Lauren juga selalu mengingatkan neni dan lisa agar pulang tidak lebih dari jam enam sore. 

Neni dan lisa tidak berusaha bertanya dan hanya mematuhi apa yang dikatakan oleh bos mereka. Sebelum pukul enam sore, neni dan lisa sudah menutup butik, namun tidak untuk kali ini. hujan mengguyur dengan derasnya sejak siang hari. Dan kini hingga sore menjelang, tidak ada tanda – tanda hujan akan berhenti, malah bertambah deras dan diselingi dengan bunyi petir. Neni dan lisa memutuska untuk tetap tinggal di butik hingga hujan reda. Setelah meminta ijin pada lauren melalui chat, neni dan lisa naik ke lantai tiga dan bersantai di sana. 

Lihat selengkapnya