Dua bulan berlalu sejak kejadian di butiknya, lauren beristirahat total dan sama sekali tidak menyentuh soal bisnis clothing line nya. lauren ingin menenangkan diri dan melupakan teror manikin yang menimpanya. Selama dua bulan itu lauren isi dengan fokus pada kuliahnya dan banyak melakukan traveling bersama sahabat – sahabat, termasuk disya yang kini sudah sembuh.
Dan lauren merasa sudah waktunya untuk kembali memulai bisnis clothing line nya. lauren mulai mendesain baju serta mencari kain ke berbagai toko. Serta mulai mencari ruko yang strategis dan nyaman untuk dia membuka butik. setelah banyak melakukan survei dan keluar masuk komplek pertokoan untuk mendapatkan tempat yang nyaman dan bagus. Hingga Lauren akhirnya mendapat satu tempat di komplek pertokoan di daerah senayan.
Butuh proses lebih dari satu bulan hingga semuanya siap. Lauren menghubungi neni, lisa, dan anita untuk menawari mereka kembali bekerja di butik barunya. Dan diluar dugaan, mereka bertiga menyambut nya dengan baik dan bersedia bekerja kembali menjadi karyawan lauren.
Lauren mengajak xavier untuk mengunjungi butik barunya. Di butik sudah ada neni, lisa, dan anita yang sedang memajang baju – baju di etalase. Sebelumnya lauren mengajak xavier ke restoran cepat saji untuk membeli makanan untuk ketiga karyawannya.
“hallo semuanya, aku bawa oleh – oleh buat kalian” seru lauren begitu membuka pintu
“asyik! Tahu aja kak, kita udah kelaparan dari tadi” neni menghampiri lauren dan mengambil dua plastik besar berisi makanan cepat saji dan cemilan. lisa dan anita ikut mengerubungi kantong plastik berisi makanan di tangan neni.
“beres – beres nya udah mau selesai ya” ujar lauren
“hampir selesai kak” sahut lisa
Lauren melihat butiknya yang tidak jauh berbeda dengan butiknya yang dulu. Lauren merasa puas dan lega, karena kini dirinya akan memulai bisnis butiknya dari awal lagi. Lauren berharap semoga tidak ada kendala apapun dan dia bisa tenang menjalani bisnisnya kembali.
Tiba – tiba saja lauren teringat sesuatu. Pak freddy yang kini berada di rumah sakit jiwa. setelah melihat manikin yang ternyata adalah mayat istrinya yang di awetkan terbakar, rasa frustasi pak freddy kembali muncul. Pak freddy mengamuk dan lepas kendali. Istrinya benar – benar telah musnah, pak freddy tidak bisa lagi melihat istrinya walaupun itu hanya sebuah mayat. Menurut informasi yang lauren dengar, oleh kerabat jauhnya pak freddy di masukkan ke rumah sakit jiwa.
“xavier” panggil lauren
“iya” jawab xavier “kenapa?”
“bisa anterin aku ke satu tempat” ujar lauren
“tentu. Kapan?”