Sesuai dengan perkataan Samuel, ketika jam sekolah telah berakhir dia akan menjemput Nada ke kelasnya. Samuel terburu-buru membereskan buku-buku yang ada di meja.
"Woi!biasa aja dong kalau mau ketemu cewek cantik!" ledek Edo.
"Berisik!gue mau kerja," bentak Samuel.
"Tapi ditemenin cecan, hiyahiya!" goda Edo.
"Bodoamat!sorry nggak bisa nebengin lo. Gue duluan, bye!" Samuel melambaikan tangannya lalu lari pergi begitu saja. Chandra dari bangku belakang berjalan mendekati Edo, karena bingung tidak seperti biasanya Samuel sesemangat itu.
"Tuh anak kenapa do?tumben kayak gitu," ujar Chandra sambil menatap punggung Samuel yang sudah hampir tidak terlihat.
"Mau kerja. Tapi dia tuh sama Kak Nada, gue diabaikan bro!" rengek Edo.
"Kasihan amat. Mau nebeng gue?tawar Chandra.
"Boleh bro?"
"Ya boleh lah. Ayo pulang," Chandra merangkul Edo mengajaknya untuk pulang bersama.
"Thanks bro."
"Yoi."
Samuel sebenarnya paling anti dengan hal yang semacam ini, menjemput cewek ke kelas. Tidak bermanfaat. Tapi, dia benar - benar ingin dekat dengan Nada setelah sekian lama dia hanya bisa memandangi wajahnya saja tanpa mengetahui namanya. Karena kelas Multimedia masih melakukan doa, Samuel memutuskan menunggu di dekat pintu.
"Nad," panggil Samuel ketika Nada sudah keluar dari kelasnya.
"Eh?!Samuel?ngagetin banget," Nada terkejut karena sedang melamun sambil berjalan.
"Hehe.. sorry. Yuk?" Samuel mengangkat satu alisnya.
"Iya," Nada tersenyum riang dan dia mengambil kesempatan menggenggam tangan Samuel.
Seluruh laki-laki dan perempuan di SMK Bhakti Dharma, melihat kedekatan Samuel dan Nada membuat mereka mengalami hari patah hati nasional berjamaah. Para kaum adam tidak terima, beberapa mereka ada yang pernah mendekati Nada selalu ditolak. Mereka iri, padahal status Samuel adalah murid kelas 10 yang baru masuk. Hebatnya dia bisa langsung dekat dengan Nada.
Para perempuan pun juga tidak terima, mereka selalu meneriaki Samuel dan selalu mengejar Samuel dimana pun Samuel berada. Tetapi dia tidak pernah melirik sedikit pun, Samuel selalu memasang wajah datar. Tapi kali ini dengan Nada?wajahnya tampak berbinar sekali.
Sampai di parkiran mobil, ketika Samuel akan masuk ke dalam. Dia masih melihat Nada menggenggam tangannya, lalu Samuel memberi kode agar Nada melepasnya dengan lirikan.
"Hehe.. sorry Sam," ujar Nada malu-malu lalu melepas tangannya.
"Iya nggak apa," jawab Samuel dengan datar lalu membukakan pintu untuk Nada terlebih dahulu setelah itu dia masuk ke kursi pengemudi.
"Lo suka photography ya Sam?" tanya Nada basa-basi. Kalian tahu sendiri, Samuel paling tidak bisa membuka pembicaraan terlebih dahulu. Hidupnya sangat datar.
"Emm.. bisa dibilang gitu," jawab Samuel.
"Ya emang gitu lah Sam," Nada tertawa kecil.
"Gue.. selalu milih apa yang memang itu benar-benar passion gue. Gue suka ngejalanin apa yang gue mau," ujar Samuel sambil fokus menyetir.
"Lo keren Sam. Btw, ini kita ke tempat kerja lo?kelas 10 kok lo udah mikir kerja sih?kan praktek gini biasanya disuruh pas kelas 11 loh?" tanya Nada.