Hari ini pelajaran produktif SMK dimulai, pelajaran produktif yang dimaksud adalah pelajaran yang sesuai dan ada hubungannya dengan jurusan. Tentunya jurusan broadcasting. Samuel paling semangat jika ada waktunya pelajaran produktif, dan dia paling muak jika waktunya pelajaran umum.
Kebetulan tadi, Samuel berangkat kesekolah agak sedikit telat. Jadi dia tidak bisa mengerti kabar-kabar di pagi hari.
"Bro Sam!Sam," panggil Edo dengan heboh. Pelajaran di kelas belum dimulai.
"Hm?" jawab Samuel dengan stay cool.
"Seluruh jurusan rame banget Sam!gila!Aldo nantangin lo nanti waktu istirahat. Dia mau ketemu sama lo di lorong," Edo menyampaikan kabar ini dengan sedikit takut. Dia takut terjadi apa-apa kepada Samuel.
"Aldo lagi?" Samuel malas dengan hal yang kekanak-kanakan seperti ini. Pasti Aldo memanggilnya karena ada sangkut pautnya dengan Nada.
"Iya. Lo bakal nemuin dia Sam?" Edo memastikan.
"Hm.. yaudah sih. Ketemuan aja kok," Samuel berusaha santai.
"Nanti lo kenapa-napa gimana?" Edo mulai khawatir.
"Gue punya cara sendiri. Do," Samuel menepuk pundak Edo sambil menunjukkan senyumnya yang jarang dia keluarkan. Setelah itu dia fokus dengan pelajaran, karena guru sudah masuk ke kelas.
Jam istirahat telah berbunyi, tiba saatnya Samuel menemui Aldo di lorong sekolah. Katanya sih, jika ada sangkut pautnya dengan Aldo. Keadaan sekolah ini memanas. Entahlah, Samuel berusaha berfikiran positif.
"Lo jajan duluan aja ke kantin. Gue jabanin si Aldo dulu," pamit Samuel kepada Edo.
"Ehh.. gue ikut!" ucap Edo.
"Nggak usah woi!lo nongki aja sama Chandra. Bye," Samuel lari begitu saja. Hilang dari pandangan Edo.
Namanya juga Edo, mustahil kalau dia bisa tenang dengan keadaan seperti ini. Dia tidak bisa membiarkan teman dekatnya, pergi dengan ancaman bahaya. Dia pun mengajak Chandra untuk ikut dengannya.
"Chandraa!!Chandra!!" teriak Edo.
"Apaan woi!" respon Chandra dengan tidak santai. Karena ekspresi wajah Edo yang tidak biasa, dan sudah berkeringat dingin.
"Sini, ikut gue. Cepetan," Edo menarik lengan Chandra agar cepat mengikuti langkahnya.
"Ada apa sih?" Chandra masih saja bingung. Edo belum memberikan penjelasan yang jelas.
"Samuel dalam bahaya woi," bisik Edo.
"Kenapa?" Chandra terkejut.