Suasana Yogyakarta ketika malam hari sangat menenangkan, angin sepoi-sepoi berhembus dengan kencang membuat tanaman-tanaman yang ada dirooftop bergoyang mengikuti perintah dari angin yang berhembus, sangat sejuk sekali. Samuel suka dengan suasana seperti ini, sekarang dia sedang menyicil untuk mengedit vlognya agar kedepannya tidak bekerja terlalu keras sembari menunggu Nada yang sedang membeli minuman. Katanya agar suasana ketika mengedit video berwarna, hampa rasanya jika tidak ada makanan atau minuman di sisinya.
"SAMM!!" teriak Nada dengan ceria ketika sudah sampai di rooftop hotel. Berlarian sambil membawa kantung plastik yang berisikan minuman.
"Hei!" Samuel menoleh ke belakang sambil melambaikan tangannya.
"Lo lagi ngedit vlog lomba ya?udah selesai belum?gue mau nyicil ngedit buat vlog gue nih. Tungguin ya?!sambil ajarin juga," Nada mengeluarkan laptop dari tas ranselnya.
"Ya tenang aja," jawab Samuel.
Samuel masih setia menunggu Nada, sesekali Nada meminta bantuan Samuel karena mengalami kesulitan. Tentu saja Samuel bersedia menolongnya, supaya suasana tidak terlalu monoton mereka juga berbincang-bincang. Samuel pun mencoba jujur akan perasaannya.
"Nad,"
"Ya apa?" mata Nada masih fokus menatap layar laptopnya.
"Gue jujur boleh?" meskipun Samuel belum menanyakan apakah Nada mau jadi pacarnya, tetapi tetap saja jantungnya berdegup cukup kencang.
"Apaan?tinggal ngomong aja kali," jawab Nada sambil tertawa tipis.
"Gue suka sama lo," ujar Samuel to the point.
"Hah?lo ngelindur ya?ngantuk?" Nada tidak percaya apa yang dikatakan Samuel. Mendadak sekali.
"Enggak. Gue mau jujur aja sama lo, gue dari awal masuk sekolah walaupun kita belum saling kenal. Dan sekarang kita udah dekat, perasaan gue belum berubah. Gue masih suka sama lo," ujar Samuel sambil menatap mata Nada dengan lekat.
Nada masih terdiam, membisu. Dia masih menatap Samuel tak percaya, tetapi anehnya Samuel tidak menanyakan apakah dia mau jadi pacarnya. Aneh sekali, apa yang dimaksud dengan semua ini. Tetapi rasa suka Nada kepada Samuel juga bergejolak, sehingga dia memutuskan untuk jujur juga akan perasaannya.
"Gue juga suka sama lo Sam," ucap Nada malu-malu.
"Syukurlah," hanya begitu respon Samuel sambil menyeruput minuman yang dibelikan oleh Nada tadi. Samuel memandang langit-langit indah ini.