Berhari-hari Samuel berusaha mendekati Nada, untung saja Nada mau tetap bergaul dengannya meskipun dia tahu Samuel memiliki perasaan khusus untuk dirinya. Mungkin sekarang Nada berpikir kalau Samuel laki-laki aneh dan pengecut, tidak berani meminta dirinya untuk menjadi pacarnya. Setelah Samuel pikir-pikir daripada dia hanya mendekatinya, dan selalu mendapat gangguan mantan Nada yaitu Aldo. Dia selalu berkata kalau Nada adalah miliknya dan Samuel tidak punya hak untuk mendekatinya karena tidak memiliki status.
Akhirnya Samuel memutuskan untuk menembak Nada secepatnya. Samuel pun menyewa suatu restoran yang tempatnya tidak jauh dari rumah Nada, dia akan membuat kejutan agar Nada terkejut. Tentu saja Samuel akan mengundang beberapa teman, supaya bisa meramaikan perayaan ini.
"Chandra, Edo!" teriak Samuel ketika berada di kelas. Jam pelajaran sudah berakhir, semua murid sudah bersiap-siap pulang.
Chandra menoleh ke arah sumber dimana suara Samuel. Edo juga demikian, tidak biasanya Samuel berteriak seperti itu. "Apaan Rion?" tanya Edo penasaran.
"Bantuin gue. Please," ujar Samuel.
"Apa sih?"
"Apaan Sam?" imbuh Chandra.
"Nanti ke restoran sama gue. Siapin surprise buat si Nada. Gue mau nembak dia," ujar Samuel dengan santainya.
"HAH?LO NGELINDUR NGGAK SAM?" mulut Edo dan Chandra menganga. Terkejut dengan ucapan Samuel, seorang laki-laki tampan, most wanted sekolah yang tidak pernah menghiraukan wanita. Tiba-tiba saja memiliki keinginan untuk menyatakan perasaan, suatu anugrah dari Tuhan.
"Idih.. gue masih normal kali. Tolong lah?" Samuel memohon.
"Okelah berangkat!" jawab mereka berdua dengan semangat. Samuel merasa lega, teman terdekatnya selalu setia berada disampingnya untuk saling membantu.
Kebetulan ini adalah hari libur, jadi mereka bertiga berbelanja untuk membeli sesuatu yang diperlukan ketika menyatakan perasaan kepada wanita.
Edo dan Chandra paling ahli soal masalah dekorasi, sehingga Samuel meminta mereka untuk berbelanja bahan-bahan dekorasi sementara Samuel akan mengurus penyewaan restoran dalam setengah hari.
Hanya menghabiskan waktu 1 jam berbelanja, mereka segera menata dekorasinya di restoran lalu ketika mereka sudah selesai Samuel segera menelfon Nada untuk menghampirinya ke restoran ini. Restorannya tepat dekat rumahnya, tentu saja dia pasti datang.
Jantung Samuel berdegup begitu cepat menunggu kedatangan Nada, tidak seperti hari-hari biasanya. Mungkin ini bisa disebut dengan hari spesial bagi Samuel?karena ini adalah pertama kalinya dia menyatakan perasaan. Ah banyak sekali kalimat "pertama kalinya menyatakan perasaan" di bab ini.
Beberapa menit kemudian Nada akhirnya datang, Edo dan Chandra yang daritadi mengantuk menunggu moment bersejarah ini tiba-tiba matanya terbuka lebar dan dengan gerak cepat melemparkan buket bunganya ke arah Samuel.
"TANCAP GAS YE BRO!UDAH DATANG TUH PRINCESSNYA!" teriak Chandra sambil melemparkan buketnya. Samuel yang awalnya fokus pada gadget, ketika Chandra melempar buket langsung terkejut dan dengan cepat meraihnya.