Satu minggu sudah Samuel lewati hari-harinya di London sebagai pegawai salah satu stasiun televisi. Sesuai tekadnya dia tidak menghubungi Nada sekalipun selama satu minggu, meskipun dia mengirimkan spam chat hati Samuel tidak goyah. Samuel ingin membuktikan kebenaran dari usahanya sendiri. Di waktu luang Samuel juga menyempatkan untuk menghubungi Edo, mencari tahu info tentang Nada.
Dan kata Edo, selama satu minggu ini di sekolah Nada normal-normal saja. Aldo juga tidak mendekati dirinya, tetapi menurut Edo aneh saja. Ketika Samuel ada disana, Aldo selalu mengusiknya. Tetapi sekarang, kenapa Aldo diam?benar-benar ada hal yang tidak beres. Samuel hanya menghela nafas mendengar itu.
**********
Nada kesal seminggu sudah setelah Samuel sampai di London, Samuel tidak mengabari dirinya. Padahal terlihat online, tetapi chat dari Nada tidak dihiraukan oleh Samuel. Nada jadi benar-benar kesepian, tidak ada yang memperhatikannya. Sekarang dia benar-benar butuh perhatian, Samuel menyebalkan sekali. Mau tidak mau, Nada pun akhirnya menuruti apa kata mamanya yaitu harus dekat dengan Aldo. Sepulang sekolah, Nada langsung pergi ke caffetaria untuk menemui Aldo. Sengaja tidak satu mobil, agar rumor ini tidak tersebar ke Samuel. Jika Samuel mendengar ini, pasti dai akan marah besar.
"Hai byy," sapa Aldo begitu senangnya Nada tiba. Dia beranjak dari duduknya mempersiapkan duduk yang ada dihadapannya untuk Nada. Melihat itu, Nada diam saja tidak menjawabnya.
"Cie sekarang dipanggil kayak gitu nggak marah ya?" goda Aldo sambil mencubit pipi Nada.
"Hmmm.. gue ingetin sekali lagi ya.. kalau disekolah kita normal aja kayak teman," ujar Nada.
"Sebenarnya pacar lo siapa sih Nad?" tanya Aldo.
"Bukannya udah jelas. Lo kan?" jawab Nada begitu santainya.
"Selama ini Samuel siapa lo?" ucap Aldo.
"Ya.. teman aja," Nada memutar kedua bola matanya.
"Lah?waktu itu lo bilang ke mama kalau dia pacar lo. Gila lo?apa karena sekarang dia udah ke London?makanya lo males sama dia?"
"Suka-suka gue lah. Yang penting sekarang gue udah mau sama lo kan?" Nada menunjuk dirinya sendiri.
"Iya juga sih. Kayak gini terus ya by," ujung bibir Aldo terangkat. Dia benar-benar senang akhirnya Nada kembali padanya.
"Hmm.. buruan makanannya mana?" perut Nada sudah kelaparan daritadi.
"Udah gue pesenin. Tunggu lah," Aldo mencoba menenangkan Nada.
"Oh okey," Nada mengangguk lalu memainkan handphonenya.
********
Edo menepati janjinya untuk mengantarkan Jessica ke toko buku, dia bosan karena asupan novelnya sudah berkurang. Novel-novel yang dia miliki di lemari sudah dia baca semua sampai tamat. Tentu saja Edo menurutinya, mereka pun mengendarai sepeda motor melewati sebuah caffetaria. Dan tidak sengaja Edo menoleh ke arah sana dan melihat Nada dan Aldo sedang makan bersama. Ini adalah hal yang menarik. Edo pun menghentikan sepeda motornya.