Setelah sebelumnya, mendapatkan pertanyaan yang tidak ada habisnya dari anak ketiga—Ayya—akhirnya Adi akan membuat keputusan sangat besar. Semua yang ia sembunyikan akan diungkapkan hari itu juga, terlebih ketika hari sudah hampir sampai di penghujung minggu. Rumah tinggalnya bersama keluarganya harus segera dijual untuk melengkapi pesangon yang akan diberikan pada mantan karyawannya.
Seseorang memberikan penawaran tinggi untuk rumah yang Adi miliki, setelah sebelumnya ia memposting penjualan rumahnya pada suatu forum di internet. Selang tiga hari setelah itu, seorang pembisnis besar menghubunginya secara pribadi melalui nomor yang ia cantumkan pada iklan tersebut. Hal itu pula yang memaksa Adi, mau tidak mau harus segera mengungkapkan fakta kebangkrutan pada keluarganya yang kini sudah berkumpul di ruang keluarga.
"Pa, katanya mau bicara?" Ayya yang menjadi orang pertama perihal kepekaan terhadap perubahan sang ayah kini tidak sabar lagi mengetahui segalanya.
Adi menelan saliva dengan berat. Bagaimana tidak, jika kenyataan pahit itu justru akan membuat anggota keluarganya terperanjat hebat. Rencana hanya rencana, ketika lidah justru menjadi kelu bahkan suara yang seakan tertahan di tenggorokan.