Sebuah bangunan tua yang terabaikan di tengah kota, di tengah-tengah perumahan mewah telah mengalami transformasi yang luar biasa. Ketika matahari terbenam, pintu-pintu klub malam baru ini dibuka, memancarkan cahaya berkilau yang mengundang orang-orang dari sekitarnya.
Nama klub itu adalah Dargon Nightclub, dan tak ada seorang pun di Ambrosia yang menyangka bahwa rumah yang sebelumnya gelap dan terbengkalai selama puluhan tahun akan berubah menjadi tempat yang penuh dengan kehidupan malam yang menyiksa seluruh Ambrosia.
Di balik pintu utama kelab, para pekerja sedang sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk malam pembukaan yang sangat dinanti-nantikan. Lampu sorot diposisikan dengan hati-hati, menghadirkan cahaya berwarna-warni yang menari-nari di langit-langit kelab. Sound system baru dengan kualitas tinggi dipasang, siap untuk memadukan suara dan ritme yang menggoda.
Selama bertahun-tahun, Tobias telah memimpinkan memiliki nightclub-nya sendiri, tempat dia bebas memainkan lagu-lagu dengan gayanya sendiri. Dia telah memikirkan setiap detail dari Moonlight. Ia ingin menciptakan tempat yang unik, tempat di mana orang-orang bisa melarikan diri dari kenyataan sejenak dan menikmati kehidupan malam yang penuh gairah. Dia tahu bahwa musik dan suasana yang benar-benar istimewa adalah kunci untuk menciptakan pengalaman yang tak terlupakan.
Ketika malam pembukaan tiba, teman-teman Tobias mulai berdatangan. Semuanya berpakaian rapi dan terkesan antusias. Mereka ingin melihat dengan mata mereka sendiri keajaiban yang telah terjadi di bangunan itu. Saat pintu Moonlight terbuka, mereka disambut oleh suara musik elektronik yang menggema dan cahaya berkedip yang memenuhi ruangan.
Para pengunjung melangkah masuk, mengikuti alunan musik yang memanggil mereka. Mereka melihat dinding-dinding kelab yang dihiasi dengan mural yang menakjubkan, menampilkan berbagai macam bentuk dan warna yang saling bertautan. Di lantai dansa, orang-orang mulai bergerak mengikuti irama, merasakan getaran musik yang melanda tubuh mereka.
Dentuman bass yang debam-debam dan melodi yang menggoda, menciptakan atmosfer yang misterius dan menggairahkan. Cahaya berkedip yang dipancarkan oleh lampu sorot memantul di sepanjang dinding-dinding kelab yang dihiasi dengan mural yang menakjubkan. Setiap sentuhan kuas menggambarkan berbagai macam bentuk dan warna yang saling bertautan, menciptakan tarian visual yang memukau.
Di tengah sorotan lampu berwarna-warni, Jake dan Emma, keduanya adalah teman SMU Tobias, berpapasan. Mereka saling tersenyum, saling terikat oleh kecintaan mereka pada musik dan suasana malam ini.
“Malam yang luar biasa, bukan?” teriak Jake.
“Benar sekali! Gue seperti terbang di atas awan. Tobias pandai menciptakan sebuah nightclub yang seru.”
“Terima kasih atas pujiannya,” kata Tobias yang tahu-tahu muncul di sisi Emma. “Dargon Nightclub adalah tempat di mana segala mimpi menjadi kenyataan.”