Tersenyapkan

Lada Ungu
Chapter #13

Chapter 13

Keesokkan paginya, Bu Ratna seperti biasa berkumpul bersama teman-temanya di Kang Sayur di Gang Dua. Topik perbincangan kali ini adalah kejadian semalam. Kang Sayur yang mendengar cerita itu tertawa terbahak-bahak membayangkan Rani mengguyur Yanto. Bu Ratna, sambil menggeleng kepala, merasa bingung dan heran atas perilaku anaknya yang sepertinya sedang kerasukan.

"Namanya juga emosi, Bu. Saat emosi meluap, orang bisa melakukan berbagai hal yang tak terduga. Untung saja, yang Rani lakukan hanya sekadar menyiram dengan air, bukan membawa pisau atau benda berbahaya lainnya."

Mendengar itu, Bu Ratna tertegun. Ia menyadari bahwa situasi bisa jadi lebih buruk jika ada pisau terlibat. "Betul juga, Kang," ucapnya sambil mengusap dada dengan perasaan ngeri, "untunglah hanya air."

Tobias menjadi perbincangan selanjutnya. Bu Indah dengan nada kesal berkomentar, "Kayaknya dia nggak bakal kapok, Bu." Tetapi, tanpa disangka, Kang Sayur melemparkan pertanyaan yang membuat mereka terkejut. "Berarti Ibu-Ibu sekalian bakal pindah rumah?"

Mereka tak pernah membayangkan pindah rumah sebagai solusi atas masalah ini. Bu Ratna menunjukkan keraguan, "Pindah ke mana, Kang? Di sini kami telah menghabiskan sebagian besar hidup kami, ini seperti rumah bagi kami."

 “Apalagi Yanto sudah punya dendam sama Rani. Bu Ratna nggak takut Rani kenapa-kenapa?” tanya Kang Sayur lagi.

Bu Ratna termenung sejenak lalu menjawab, “Mau pindah ke mana, Kang,” keluhnya. “Kami di sini ibaratnya tinggal menunggu waktu, menghabiskan jatah hidup.”

Kemudian, Bu Wening dengan nada curiga mencoba mencari jawaban, "Tapi entahlah, mungkin Tobias berniat mengusir kami. Seperti proyek revitalisasi kota gitu." Tiba-tiba semua menyadari kemungkinan itu, termasuk Bu Indah yang ikut angkat bicara, "Oh ya, bisa saja."

“Oh iya ya, bisa juga seperti itu,” sahut Bu Indah.

Lihat selengkapnya