06:35.
Hanin dan keempat temannya kesiangan. Ini enggak bagus. Anak-anak lain bakal marah dan menyalahkan Hanin karena lewat dari waktu yang ditentukan.
Hanin mengucek mata dan merenggangkan tubuhnya, berusaha untuk menghilangkan kantuk seraya menatap tiga pasang mata di kamar itu.
“Siapa mau mandi duluan?” tanya Hanin.
“Aku aja, Nin,” jawab Mita, salah satu teman Hanin yang sedang duduk bersandar ke dinding di kasur bawah.
“Oke. Lho, Mala ke mana?” tanya Hanin, menyadari Mala sudah menghilang dari ruangan.
“Dia pindah ke kamar belakang. Pasti tidur lagi,” sahut Ria dengan raut muka murung.
“Bangunin, yuk. Udah jam segini. Kita ngaret banget, nih,” kata Hanin.
“Udah bangun, kok.” Pintu kamar tiba-tiba terbuka, Mala muncul sambil nyengir. “Tuh, Joe dan Nunu dateng. Ada masalah. Mobil kurang,” lanjutnya.
Seketika semua beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju ruang tengah.
Beberapa hari lalu, Hanin dan teman-teman sekelasnya berencana mengadakan perpisahan kelas. Rencana awal, mereka akan menginap di puncak selama tiga hari dua malam di sebuah vila. Namun, karena banyak alasan dan masalah, rencana itu pun gagal total. Mereka mengubah keseluruhan rencana, akhirnya diputuskan pergi ke Pelabuhan Ratu.
Pelabuhan Ratu adalah wisata pantai yang terletak di selatan Jawa Barat. Selain dikenal memiliki ombak yang sangat besar dan cukup berbahaya, pantai ini juga curam dan memiliki tebing karang yang cukup terjal. Namun, keindahan pantai ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.
Ada banyak cerita tentang pantai Pelabuhan Ratu yang beredar dari mulut ke mulut dan dari waktu ke waktu. Kebanyakan cerita yang beredar adalah tentang alam supranatural, tentang dunia gaib dan para penguasanya. Debur ombak yang begitu keras menerpa karang-karang terjal seolah tak pernah berhenti berkisah tentang sebuah dunia di balik gemuruhnya.
Masyarakat di kota Pelabuhan Ratu memiliki kepercayaan yang cukup tinggi tentang mitos penguasa laut selatan, yaitu Ratu Kidul, ratu yang sangat cantik bak bidadari. Di laut selatan itulah, bertakhta sebuah kerajaan makhluk halus yang besar dan indah.
Hanin tak ingin membayangkan yang aneh-aneh, walau dia pernah mendengar cerita-cerita itu.
Sehari sebelumnya, Hanin dan teman-teman sekelasnya mengadakan acara barbeque di rumah Nunu. Setelah itu, anak perempuan bermalam di rumah Mala, sedangkan yang laki-laki bermalam di rumah Nunu. Keesokan harinya, mereka berencana berangkat pukul enam pagi menuju Pelabuhan Ratu. Kenyataannya, mereka enggak bisa berangkat tepat waktu.
“Mobil kenapa, Jo? Ada yang enggak bisa?” tanya Hanin.
“Iya, Nin. Mobil rental om si Akib kosong, terus mobil Akib juga dipakai keluarganya ke Sukabumi. Aku dan Nunu udah nyari mobil rental, dan dapat dua mobil. Satu mobil 300 ribu rupiah. Menurut kalian gimana?” papar Joe.
“Jumlah yang ikut dari kelas kita berapa, sih?” tanya Hanin.