Tersurat Takdir

Firdha Ayutia
Chapter #1

(Vita) Kota Hongdae

Terkadang, sudah sangat gigih dan kuat kita berdoa serta bekerja. Tapi? Jika takdir dan keberuntungan tidak memihak? Apa mau di kata? Sayang, Fifi bersama Bella tak seberuntung Vita dan Leona yang bisa memenangkan undian yang diadakan Golden Age Entertainment beberapa minggu yang lalu. Dua pasang pemenang yang terpilih hanyalah satu pasangan dari Indonesia dan satu pasangan lagi dari negeri tirai bambu, Cina.  

Dan hari ini, hari di mana Vita dan Leona menikmati hari pertama mereka di negeri gingseng untuk pertama kalinya.

Di tengah keramaian Kota Hongdae hari ini, Vita dan Leona menikmati berbagai bakat jalanan yang menjual. Dinikmatinya petikan gitar yang mengalun. Tersentuhnya hati dengan gesekkan biola mendayu merdu. Permainan mata yang membuat siapa saja melongo. Hingga beragam gerak tubuh yang secara berirama mengikuti alunan musik. Seperti sekarang ini, Vita dan Leona tengah menyaksikan anak muda di kota itu yang sedang menari tarian modern, KPOP.

“Mereka lagi nge-dance lagunya X-Squad yang judul Bleach, kan?” tanya Vita dengan salah satu kaki yang mengetuk-ngetuk lantai dengan ujung sepatu. Iya, dia menikmati apa yang ditontonnya sekarang.

Leona menoleh. “Iya, Vit. Mereka keren deh. Coba kalau kita kayak begitu juga, hehehe.”

“Kita?” tanya Vita dengan mata yang sedikit terbelalak, “yang ada orang-orang pada kabur kali, hahaha. Nanti di kirain kitanya bukan lagi nge-dance, tapi lagi atraksi topeng monyet! Hahahaha.”

Pecah!

Keduanya tertawa terpingkal-pingkal.

Tak jauh dari tempat mereka berdiri, kedua wanita yang masih tertawa-tawa itu kini mulai mencium aroma lezat yang seketika menggelitik hidung. Perut mereka mulai tawuran setelah mencium aroma dakgangjeong alias ayam goreng khas Korea Selatan yang berbalut bumbu legit pedas dan ditaburi kacang serta wijen di atasnya. Ah ... benar-benar membuat perut berasa di keroyok sekampung ini mah, lapar!

Tak perlu berpikir panjang apalagi masih mau joget-joget, kedua wanita yang sudah menetes air liurnya itu segera mendatangi sumber aroma lezat ayam goreng yang menggoda iman dan dompet mereka.

“Aku mau pesan rasa yang paling pedas deh pokoknya. Hehehe,” ujar Leona.

Vita mengangguk. “Oke deh.”

“Apanya yang oke, Vit? Kamu dong ngomong ke oppa-nya. Aku mana ngerti bahasa Korea. Udah kursus tiga tahun, kan? Ayo buruan!” Leona mendorong Vita untuk lebih dekat dengan para oppa-oppa tampan alias kakak laki-laki tampan menjajakan dakgangjeong

Hmm ... dasar Leona!

Di tengah banyaknya orang yang juga membeli dakgangjeong, Vita menyelinap di antara mereka. Karena tubuhnya yang mungil, dia bisa dengan mudah untuk sampai di depan penjual dakgangjeong. Dengan lancar, Vita berbicara seperti air mengalir pada pemuda tampan si penjual dakgangjeong. Dan, huft! Akhirnya, mereka berhasil membeli dua porsi sedang dakgangjeong. Dengan satu porsi level pedas dan satu porsi lagi yang tidak terlalu pedas.

Lihat selengkapnya