Tersurat Takdir

Firdha Ayutia
Chapter #2

(Vita) Fansign

Terlihat beberapa orang tengah mengantre yang didominasi oleh kaum hawa pagi ini. Mereka berdiri teratur dan masuk ke ruangan itu satu per satu mengikuti instruksi. Bisa dilihat sendiri wajah mereka sangat bahagia. Mereka penuh gaya dan tawa. Di antara mereka ada yang datang sendiri, bareng sahabat dan bahkan keluarganya. Aih! Kenapa enggak sekampung aja dibawa juga? Wkwkwkwk.

Setelah berhasil melewati penjagaan dan pemeriksaan ketat dari para pria dan wanita itu, Vita dan Leona kemudian berhasil masuk ke ruangan yang pintu masuknya ditutupi oleh sebuah gorden panjang berwarna merah marun. Selanjutnya, mereka segera mencari tempat duduk sesuai nomor yang telah didapat.

Sesekali mata mereka menatap dekorasi ruangan yang begitu apik sembari terus mencari nomor kursi mereka. Kursi yang dilapisi kain berwarna merah itu kemudian diduduki oleh keduanya sesuai nomor yang mereka miliki. Kembali, mereka berdecak kagum dengan suasana ruangan itu.

Tampak di depan mereka, tujuh buah kursi kosong yang ditata tepat menghadap mereka sekalian. Ketujuh kursi itu juga dilengkapi sebuah meja panjang membentang. Terlihat juga sebuah baliho terpajang tepat di belakang tujuh kursi itu seakan menyambut siapa saja yang hadir.

“Ya Allah Vit, aku kok gugup ya?” ungkap Leona sembari memegang tangan Vita yang duduk di sampingnya.

Vita menoleh. “Aku juga nih!”

Tak lama, kursi di ruangan itu penuh. Tak ada satupun kursi yang kosong. Semua yang duduk di kursi itu seakan diberi kegelisahan yang meresahkan, kegugupan yang mendera hingga napas yang tidak beraturan. Ditambah lagi atmosfer ruangan yang tiba-tiba berubah sejak ketujuh kursi di depan mereka mulai terisi. Duh, apaan sih ini!

Sungguh! Mereka tak bisa lagi menahan diri! Ingin berteriak, tapi takut ditegur. Ingin mendekat, tapi takut diusir. Ingin menangis, takut di bilang lebay. Hanya duduk di kursi itu saja yang membuat mereka aman dan menikmati semua yang terjadi.

“Ya Allah, Ya Rabbi ... mereka ganteng banget,” bisik Vita sembari mencubit paha Leona yang tengah duduk dengan mulut sedikit menganga.

“Aduh!” rintih Leona. “Iya, ganteng-ganteng semua. Aduh Ya Allah,” puji Leona membenarkan ketampanan para pria-pria pemilik kursi di depan panggung.

Yups! Hari ini adalah hari di mana para fans dari X-Squad yang biasa disebut ‘BUNNY’, berkumpul untuk berjumpa dengan idol kecintaan mereka. Tapi, hanya orang-orang beruntung aja nih yang bisa hadir di ruangan itu dan bertemu mereka dari jarak dekat. Dan lihat, lihat! Satu per satu orang mulai maju ke depan panggung dan secara beraturan menjumpai ketujuh idol kenamaan itu.

Dengan beberapa hadiah di tangan, para fans mulai mendekati satu per satu member X-Squad. Tak hanya hadiah, mereka bahkan bercanda dengan idol mereka. Seperti layaknya sepasang kekasih yang tengah dilanda rindu alias LDR (Long Distance Relationship), para idol sesekali memberi kejutan pada setiap fansnya. Memegang tangan mereka. Mengelus lembut rambut mereka. Hingga menatap dalam hati mereka. Jujur, kalian akan mati dalam pikiran kalian sendiri oleh tatapan mereka.

Seakan tak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas di depan mata, Vita dan Leona juga tak kalah gilanya. Leona langsung mengeluarkan tujuh buah gelang yang ia buat sendiri untuk ia berikan ke setiap member. Kalau si Vita juga sama. Dia juga udah siap-siap buat ngasih tujuh buah kalung yang juga dibuatnya sendiri.

Dan, ehem! Ada satu hadiah spesial lagi nih yang khusus mereka kasih kepada salah satu member kegilaan mereka, Hwang Daehan. Leona memberikan sebuah selimut bergambar Mario Bros. Semua Bunny juga pada tahu bagaimana fanatiknya Daehan sama Mario Bros! Dan, Vita? Dia menghadiahkan Daehan sebuah seprai plus sarung bantal yang juga bergambar Mario Bros! Dasar, kirain hadiahnya beda. Ternyata, gambarnya sama.

Ya! Mereka berdua sama-sama mengidolakan Hwang Daehan sebagai bias mereka di X-Squad. Bagi mereka, Daehan adalah sosok pria yang pantas mereka kagumi dan cintai. Tubuh yang tinggi menjulang seperti karirnya. Bahu yang lebar seperti cintanya pada Bunny. Bibir merah tebal merekah menghiasi senyum di wajahnya. Tatapan hangat dan hidung yang tajam. Hingga rahang yang kuat, menjadi alasan mereka berdua begitu mencintainya.

Lihat selengkapnya