Dari awal bulan Juni, mereka sudah menghabiskan waktu yang menyenangkan. Sudah lima hari, oh salah! Lebih tiga hari kayaknya. Kok bisa lebih tiga hari? Jangankan tiga hari, sepuluh hari pun itu gampang untuk seorang Leona yang mana adalah anak dari seorang pengusaha properti terkaya di kotanya. Tapi sayang, persiapan wisuda S1 sudah memanggil mereka untuk segera pulang ke Indonesia. Yah!
Dan, sekarang?
Lihatlah kondisi apartemen mereka sekarang. Sangat berantakan! Dipenuhi banyak barang yang berceceran di lantai. Tampak seorang wanita bersama koper besarnya yang tengah berada di ruangan itu. Satu per satu barang ia masukkan ke dalam koper. Mulai memilah barang yang bisa dimasukkan ke koper. Disiapkannya juga tas tenteng ukuran lumayan besar. Biasalah, untuk menaruh oleh-oleh yang mereka beli selama liburan di Korea.
Malam semakin larut. Kelopak mata semakin berat. Gerakan semakin lamban. Sesekali ditutupnya mulut karena terus menganga mengeluarkan napas. Menguap karena mengantuk.
“Leona ini gimana sih? Kok pakaiannya dibiarin aja kayak begini. Belum dimasukkin ke koper lagi,” keluh Vita lalu memasukkan pakaian-pakaian Leona ke dalam koper.
Tak lama, ponsel Leona yang berada di dekatnya berdering. Ada pesan chat yang baru saja masuk. Karena sudah seperti saudara, membuka ponsel dan melihat isi pesan sudah menjadi hal biasa untuk mereka berdua. Diraihnya ponsel Leona dan dilihatnya pesan yang masuk.
Hwang Daehan : Ne. Mannaseo bangawoyo. Bab meogeosseoyo? (Iya. Senang bisa berkenalan denganmu. Apakah kamu sudah makan?)
Untuk beberapa detik, Vita mengernyitkan matanya.
Sembari menggigit kecil bibirnya, Vita terlihat merogoh ke dalam saku celananya untuk mengambil ponsel. Wanita berkulit kuning langsat itu berusaha berpikir positif kalau pesan chat yang baru saja dibacanya pasti akan masuk juga ke ponselnya.