Sinar mentari berkilau di sela-sela dedaunan pohon. Kemilaunya memancarkan harapan di ufuk timur. Matahari sudah sejak tadi terbangun dari tidurnya. Begitu pula dengan Vita yang pagi itu juga sudah mendatangi rumah Bagas.
Mau apa dia ke sana?
TOK ... TOK ... TOK!
Pintu rumah Bagas bercat putih bersih itu lantas diketuk Vita beberapa kali.
Tak lama ....
Si pemilik rumah akhirnya membukakan pintunya.
“Eh, tumben nih pagi-pagi dateng ke sini,” ujar Bagas yang tampak bahagia melihat Vita yang datang mengunjunginya, “mari masuk.”
Pria yang sedang menikmati liburan dari padatnya pekerjaan di Jakarta itu lantas segera pergi ke dapur. Mengambil segelas jus jeruk yang sangat disukai Vita dan menyajikan semua kue-kue yang ada dalam kulkasnya. Dengan senyum ramah nan lembut, pria yang masih mengenakan piyama itu segera mendatangi Vita kembali di ruang tamu rumahnya.
“Besok aku udah mau balik Jakarta, loh Vit,” kata Bagas sembari menaruh segelas jus jeruk dan beberapa kue ke atas meja. “Kamu nganter aku ya besok ke bandara?”
“Besok aku harus ke kantor imigrasi. Ngurus visa,” jawab Vita datar.