Semuanya dipermudah oleh takdir. Takdir adalah tentu milik Tuhan. Sehingga Vita bersama koper dan tas ranselnya itu bisa kembali menginjakkan kakinya kembali di negeri gingseng dengan sebuah harapan dalam benaknya.
Dan hari ini ....
Hari di mana ia akan bertemu dengan pria itu lagi.
Si pemilik sendok sekaligus garpu bergagang merah berdetail bunga sakura, Hwang Daehan.
Aroma patchouli, musk dan sedikit bebungaan mulai menyeruak dari tubuh wanita yang sedang duduk di cafe siang ini. Ditemani secangkir banana milkshake, menikmati suasana akhir musim panas di negeri para oppa. Dengan kemeja motif stripe pink pastel dan celana jeans birunya, wanita ini terlihat sedang menunggu seseorang.
Tak lama, orang yang ditunggu wanita ini datang juga.
Dengan santai, pria yang ditunggu-tunggu itu lantas melempar senyumnya lalu duduk bersama wanita yang juga mulai tersipu malu akan kedatangannya. Seperti biasa. Sedikit menyapa. Memesan minum dan beberapa camilan. Menemani obrolan mereka siang ini di cafe.
Dalam lamunannya ia menatap. Terdiam melihat pria yang sedang mengobrol dengannya. Apa yang ia lakukan? Menciumnya melalui pandangan. Memeluknya dalam hayal. Hanya degupan kencang jantungnya saja yang tahu mengapa ia seperti itu.