Langit Mendung Aisha
Sementara Fajar tengah bergelut dengan puing-puing bisnisnya, Dr. Aisha Syahira justru sedang berada di puncak antusiasmenya. Tawaran beasiswa dan posisi penelitian di sebuah rumah sakit jantung terkemuka di ibu kota sudah di depan mata. Ia sudah mulai menyusun rencana kepindahannya, membayangkan laboratorium canggih dan kasus-kasus menantang yang akan mengasah kemampuannya lebih jauh lagi. Dunia terasa begitu murah hati padanya, semua berjalan sesuai dengan skenario gemilang yang telah ia rancang untuk karirnya.
Namun, langit yang tadinya begitu cerah bagi Aisha, mulai menunjukkan gumpalan mendung yang tak terduga. Berawal dari keluhan-keluhan kecil ibunya, Ibu Safiya, seorang wanita paruh baya yang biasanya enerjik dan ceria. Mudah lelah, sering pusing, dan muncul memar-memar aneh di kulitnya. Sebagai seorang dokter, Aisha segera merasakan alarm dalam dirinya. Ia mengatur serangkaian pemeriksaan lengkap untuk ibunya.
Aisha berusaha tetap tenang dan profesional ketika mendampingi ibunya menjalani berbagai tes. Namun, jauh di dalam hatinya, ada secuil kecemasan yang coba ia tepis. Ia adalah dokter, ia terbiasa dengan diagnosis dan prognosis, namun kali ini berbeda. Ini ibunya.