Terukir sebelum Terjadi

Shabrina Farha Nisa
Chapter #14

Sabar yang Menumbuhkan

Pemahaman akan takdir dan hikmah di balik setiap kejadian mulai membentuk pilar-pilar baru dalam jiwa Fajar, Aisha, dan Rina. Salah satu pilar utama yang kini tegak kokoh adalah kesabaran. Bukan sabar yang pasif, yang hanya berarti diam menunggu nasib tanpa daya, melainkan sabar yang aktif, yang menumbuhkan kekuatan, yang diiringi dengan ikhtiar tanpa lelah dan doa yang tak putus.

Fajar, dengan gerobak kopi sederhananya, adalah potret nyata kesabaran dalam membangun usaha dari nol. Ada hari-hari ketika hujan turun deras dan pelanggan sepi, mengingatkannya pada banjir yang pernah meluluhlantakkan ambisinya. Dulu, situasi seperti ini pasti akan memicu frustrasi dan kemarahan. Kini, ia menghadapinya dengan lapang dada. Ia akan memanfaatkan waktu sepi itu untuk membersihkan gerobaknya lebih teliti, merencanakan menu tambahan sederhana, atau sekadar berzikir dan berdoa memohon kelancaran. Ia tak lagi terobsesi dengan hasil instan atau keuntungan besar. Baginya, setiap cangkir kopi yang terjual, setiap rupiah yang ia peroleh dengan halal, adalah buah dari kesabarannya berikhtiar. Ia sabar menapaki proses, sabar menunggu rezeki yang ia yakini tak akan pernah salah alamat, sabar menahan diri dari keluh kesah yang tak perlu. Kesabaran itu menumbuhkan ketenangan dan rasa cukup dalam hatinya.

Di rumahnya yang kini terasa lebih damai meski tanpa kehadiran suami, Rina adalah teladan kesabaran dalam membesarkan kedua buah hatinya. Menjadi orang tua tunggal dengan penghasilan pas-pasan adalah perjuangan sehari-hari. Ketika Dani kesulitan memahami pelajaran sekolah, Rina dengan sabar duduk mendampinginya hingga larut malam, meski matanya sendiri sudah berat menahan kantuk setelah seharian bekerja menjahit dan membuat kue. Ketika Tia merengek karena keinginan sederhananya tak bisa langsung dipenuhi, Rina dengan lembut menjelaskan, menanamkan pengertian, sambil tak henti berdoa agar anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan saleh. Setiap jahitan yang ia selesaikan, setiap kue yang ia jual, adalah wujud ikhtiarnya. Dan di setiap sujudnya, ia titipkan harapan dan kesabaran kepada Yang Maha Pemurah, agar ia diberi kekuatan untuk terus menjadi ibu terbaik bagi anak-anaknya. Kesabaran itu menumbuhkan kasih sayang yang tak terbatas dan ketangguhan yang luar biasa dalam dirinya.

Lihat selengkapnya