◕◕◕
Gerakannya terhenti dan manik coklat gelap itu menatap wajah Aidan penuh tanya. Satu detik kemudian suara tawa hadir di antara keduanya dan hal itu membuat cengkeraman jemari Aidan pada pergelangan tangan Manda sedikit kuat.
“Kenyataan? Kenyataan apa yang harus kuhadapi, Aidan?” tanya Manda disela tawa yang belum hilang. Beberapa pejalan kaki yang lewat mulai melirik ke arah keduanya. Aidan terdiam saat melihat perubahan tak terduga dari sikap Manda, pemuda itu berusaha merangkai jawaban terbaik di dalam pikirannya sebelum terhenti oleh suara riang seseorang dari arah belakang Manda.
“Eh, kalian di sini?” Suara itu bertanya heran membuat Manda serta Aidan berbalik dan memandang seorang gadis dengan rambut hitam sepunggung berdiri dengan setelan khas olahraga dua langkah di belakang Manda.
“Oh... Apa kamu mengikuti kami, Vina?” tanya Manda datar menatap kehadiran Vina di belakangnya sedangkan Aidan melepaskan cengkeramannya pada pergelangan tangan Manda dan menatap Vina.
“Apa maksudnya itu?! Aku baru saja sampai, Manda,” jawab Vina menatap Manda sedikit kesal dan melirik Aidan yang menatapnya ragu. Gadis itu mendekat dan berdiri lebih dekat dengan Manda.
Manda hanya diam dan lebih memilih menatap keramaian jalan di sampingnya sedangkan Aidan tampak berkomunikasi mata dengan Vina. Menghela nafas Manda kembali berjalan meninggalkan Vina dan Aidan tanpa satu patah kata pun, tetapi gerakan gadis itu kembali dihentikan oleh tangan Vina yang mencengkeram erat tangannya. Langkan Manda terhenti, tetapi pandangannya tetap fokus ke depan.