Teruo Nakamura 1943

Indah Leony Suwarno
Chapter #4

Dokter Cantik

"Yamada-san!"

Pekik Nakamura dan Ichiro bersamaan. Mereka menyeru nama Yamada sekali lagi, seraya menoleh ke belakang di mana yang diseru tertinggal; wajahnya terbenam ke lumpur. "Yamada-san!"

"Prada Yamada-san!" Kapten pasukan memasuki rawa, berjongkok tepat di samping Yamada yang meski tubuhnya digoyang-goyangkan sang empunya tidak merespon. "Tandu! Segera!" Sang Kapten berseru lantang.

"Siap, Kapten!" Empat petugas medis mengangkat tandu sembari berlari senada menuju Yamada yang masih belum sadarkan diri. Dirinya segera dikeluarkan dari arena, syukurnya posisinya di pinggir sehingga memudahkan petugas medis memindahkan dirinya.

Yamada ditandu menjauh dari lokasi latihan, ke tempat lebih teduh tepat di samping ambulans klasik. Seorang Dokter Militer berjalan menghampiri, kaki Yamada diangkat ke atas oleh salah seorang petugas medis, dibiarkan lebih tinggi posisinya dari dadanya. Perutnya dibaluri minyak angin. Kemudian botol minyak angin itu ditempatkan di ujung lubang hidungnya, aroma eucalyptus menguar, diharapkan bisa mengembalikan kesadarannya.

Lambat laun mata Yamada mulai terbuka perlahan. Sinar mentari menelisik masuk dari sela bulu mata lebat dan lentik miliknya, terasa sedikit menusuk. "Anda kelelahan," suara samar melintas di telinganya.

Yamada mengerang pelan ketika kepalanya terasa berdenyut nyeri secepat kala kesadarannya kembali. Ia berdeham berkali-kali guna menetralkan pacu jantungnya.

"Minumlah," Dokter Militer di depannya menyodorkan sebotol minuman berwarna oranye terang yang diminumnya habis dengan sekali tenggak. "Haus rupanya." Dokter itu menambahi, membuat Yamada menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.

Di sisi lain, Nakamura dan Ichiro yang telah menyelesaikan misi latihan di rawa setengah berlari ke arah Yamada yang sudah dalam posisi duduk di sana.

"Ada yang terpesona," Ichiro menyenggol lengan Nakamura.

Lihat selengkapnya