Sampai detik menulis novel ini genaplah sudah 11 tahun. Aku mengabdikan diri menjadi seorang motivator, berlaku seolah sesuci nabi padahal Tuhan lah yang masih sayang dengan menutup aib dan kotor prilaku diri ini. Sesuatu yang unik dan sangat serius untuk dibagi pada bahasan kali ini, yakni tentang kekuatan nyawa disetiap pertunjukkan seminar motivasi. Memang apa yang berbeda ? bahwa ternyata ada satu hal yang mungkin hampir tidak ada sekolahnya.
Ya, mungkin salah satunya ini, pola yang selama ini Ku lakukan disetiap seminar motivasi juga masuk kategori yang tidak ada sekolahnya. Seperti unik dan sedikit aneh, tapi ini nyata. Pola yang selama ini Aku bangun adalah pola yang sangat memanah ke arah. Ibarat masakan, maka ini adalah daging semua isinya. Ilmu matang, dan siap dikonsumsi disegala usia, dengan penuh emosional, masuk ke akal dan mudah dipahami. Bahkan tidak jarang Aku memberikan motivasi diwaktu waktu yang tidak strategis. Seperti siang atau sore hari, dimana umumnya kondisi peserta sudah mulai lapar, ngantuk dan kurang fokus. Namun, seketika mendengar Ucapan Salam Pembukan DariKu saja, maka diwaktu yang sama juga mereka seperti terjaga dan tidak mau tidur lagi.
Bagaimana pola caranya ?
Pertama, Aku ingin sampaikan dulu kalau Aku bukan baru jadi motivator. Artinya, semua keahlian memotivasi yang saat ini Ku miliki adalah Pemberian Tuhan Yang Maha Kuasa " ALLAH SWT ". Dan memang sesuatu yang telah Ku persiapkan, dipelajari, dialami, bahkan tidak jarang Aku sendiri yang hidup dalam perjalanan hidup penuh pembelajaran itu. Jadi apapun yang Ku miliki hari ini, bukan berdasarkan pengakuan sertifikat akademi motivator atau sejenisnya.
Sungguh ini bukanlah keahlian karbitan yang teruji ujian akademi atau instansi bersertifikasi. Semua ini tidak kebetulan, karena memang sangat terencana sejak lama. Jadi wajar saja, jika alur motivasi yang Ku mainkan di pentas pun memang mengaduk emosional dan menggugah gairah untuk penasaran bertanya dari para peserta. Ibaratnya ada orang yang jago masak, maka kita pun penasaran akan resep dan bahan bahan yang digunakannya. Kita pun mendatanginya dan bertanya tentang caranya masak, takarannya, dan racikan bumbunya. Setelah semua dapat, kita pun mencobanya dirumah, tapi hasil dan rasanya tetap tidak sama. Kok bisa ?
Jawabannya adalah " air tangan ". Istilah orang orang dulu karena " air tangan " katanya. Begitulah Tuhan berkendak menciptakan ahli disuatu bidang tertentu. Justru Aku pribadi tidak pandai memberikan seminar motivasi yang dipersiapkan. 100 % dari seluruh penampilan motivasi Ku, tidak pernah Aku persiapkan, panitia hanya memberikan temanya saja. Dan bahkan tidak ada bahan apapun yang Ku baca untuk mempersiapkan acara itu, tanpa teks, tanpa kerangka, urutan atau alur bicara. Semuanya mengalir saja, sampai seluruh sesi tanya jawab pun tuntas terjawab dengan penuh rasa puas.