Sekejap Ku bagi kisah cinta Ku. Aku menikah diawal awal usia 25 tahun, dan Aku menikahi seorang wanita yang juga berdarah asli Takengon - Aceh Tengah. Tidak banyak kisah romantis yang bisa Ku bagi, karena memang durasi kenalan, hingga melangkah ke pernikahan sangat singkat. Aku terlalu menghabiskan waktu Ku dengan Motivator dan membangun Saufa Center, hingga masa masa indah yang mestinya di isi dengan kenangan sepasang kekasih pun hilang terlewatkan.
Namun, Aku bersyukur. Dengan begitu, Aku jadi semakin fokus bisa berkarir bukan malah memupuk dosa karena harus sering berjumpa. Dia adalah putri pertama dikeluarganya, dan Aku juga adalah putra pertama dari keluarga Ku. Tak banyak yang Ku ketahui tentang dia, yang kudengar dengar dirinya adalah wanita sholehah, pemalu, pendiam dan jarang keluar rumah. Jauh berbeda dengan diri Ku yang, kurang sholeh, tidak malu, banyak bicara, dan sering keluar rumah sampai entah kemana mana. Hehe . . .
Saat Aku merasa siap dan matang, tabungan juga Ku rasa sudah cukup mapan untuk pemuda diusia 25 tahun kala itu. Aku pun memberanikan diri untuk terus menghadap Kepada kedua orang tuanya. Aku menyapa keduanya, memperkenalkan diri Ku, dan langsung mengatakan maksud dari kedatangan Ku berkunjung. Masih hangat dalam ingatan Ku kala itu, bahwa Aku memberanikan diri mengatakan.
" Maaf bapak / ibu, Saya berniat ingin menjadikan putri bapak / putri ibu. Untuk menjadi istri saya !
Selanjutnya, bagaimana kah pendapat dari bapak / ibu ? Mohon beritahu saya kalau salah. Dan mohon agar saya ini diarahkan pak / bu ?
Singkatnya, mereka berdua pun setuju. Dan Alhamdulillah merestui pernikahan kami berdua.