I'm The Motivator

Azza Aprisaufa
Chapter #18

Debat Mencekam di Pulau Batam

Tersirat seketika selipan cerita kala masih di SMA kelas XI. Salah satu momen yang tidak kalah baiknya adalah saat sempat dan pernah belajar bahasa inggris. Waktu itu, Aku pernah belajar disebuah lembaga kursus bahasa yang tidak terlalu jauh dari rumah orang tua Ku. Apa yang menarik disana ? ialah gurunya, beliau adalah Pak Jhony MN. Baru baru ini diawal tahun 2020 Aku mendengar kalau beliau baru menyelesaikan Studi Program Doktoral (S3) di Solo. Selamat ya Pak Jhony, Congrats !.

Sekilas Ku bagi cerita Ku kala berlajar bersama beliau. Karena sedikit banyaknya, apa yang telah beliau berikan pada Ku, sangatlah berpengaruh terhadap apa yang Ku miliki dan Ku alami saat ini. Beliau adalah satu dari yang paling menginspirasi Ku menjadi seorang motivator. Sebenarnya ketemu beliau itu sangat sulit, karena dulu pun saat kami belajar bersama beliau, beliau sangat sibuk di Kampus mengajar sebagai dosen. Kami menunggu beliau dari sore hingga habis magrib, tetap menunggu karena sosok beliau sangat menginspirasi kami.

Beliau terbukti tidak hanya mengajar. Tapi juga mendidik dan bercerita tentang etika, moral, sopan santun, keteguhan, kerja keras dan semangat yang tidak mundur walau se senti pun. Diantara semangat dan petuah yang paling saya ingat adalah " Tuhan (ALLAH SWT) sangat menyukai orang orang yang mengilmui setiap perbuatannya ". Uhh.. Kalimat bijak itu sangat menembus hati Ku, begitu Aku tersadar bahwa yang dikatakan Amal Sholeh itu ternyata adalah perbuatan yang di ilmui hingga bernilai pahala dimata Sang Maha Kuasa.

Diantara petuah bijak lainnya adalah " Tidak ada hal baik yang sia sia ". Wahh.. kalimat ini benar benar telah berhasil menghancurkan segala ego yang bersemayam dalam hati dan pikiran selama ini. Aku masih ingat betul, bagaimana beliau menekankan akan penting dan mahalnya sikap tawadhu' atau rendah hati terhadap sesama. Karena memang tidak ada batasan dalam berbuat baik, dan berhenti mengatakan apa untungnya buat saya ?

Vocal, practice, kemampuan conversation beliau sangatlah baik. Namun beliau terus berpesan, untuk apa jago dan mahir bahasa inggris, kalau tidak dipakai untuk membantu dan menolong Agama Allah SWT ? Niatkanlah, belajar dan mahir dalam berbahasa asing untuk menjelaskan ayat ayat Allah SWT, kepada mereka yang belum mengerti. Begitu bentuk nasihat beliau yang terus diingatkannya kepada kami para siswa didiknya kala itu. Tak jarang juga beliau mengajak kami sholat berjama'ah dikediaman beliau bahkan beserta keluarganya. Tanpa sadar, hari ini manfaat itu barulah Aku mengerti, akan pentingnya memahami kesederhanaan, kebaikan yang tanpa tepi, semangat belajar yang tanpa batas dan keikhlasan berbagi dengan kemampuan terbaik yang kita miliki.

Dan ternyata bekal moril itupun yang telah menyelamatkan Aku dari pertanyaan genting seorang ibu (Guru Besar) Sebuah universitas di Pulau Batam. Diantara ratusan peserta seminar motivasi yang hadir kala itu, ternyata ada seorang sosok guru besar yang terus memantau Ku selama seminar berlangsung. Ternyata beliau memang menunggu momen tanya jawab dibuka, seketika dibuka beliau pun langsung mengacungkan tangan dan bertanya.

" Selamat Pagi menjelang siang, Ananda Motivator. Beliau menyapa Ku dengan sebutan Ananda, karena memang kala itu usia Ku masih sekitar 23 sampai 24 tahun. Sedangkan usia beliau, telah kelihatan sangat berumur bahkan tampak lebih tua dari kedua orang tua Ku. Beliau bertanya :

Ananda,

Nama Saya Adalah Prof. Dr. Marlis Dara, M.Pd (Nama Samaran)

Lihat selengkapnya