Tetangga Jangan Gitu

penulis kacangan
Chapter #2

Gara-gara ayam




Astaga!


Belum ada satu hari tinggal di sini, kesabaran sudah mulai diuji.


"BUKAN UDIN MAKKK?!" Suara teriakan mengalahkan volume masjid. "Ayam Udin udah ilang 24 jam."



Anjay! Persis ibu-ibu komplek ikutan demo karena harga sembako melambung tinggi. Tak lama dari itu, suara mulai reda, hening. Mungkin, ibu dan anak itu, dipindahkan dari bumi ke planet lain.



Lalu, ibu yang habis panduan suara itu datang. Baru saja masuk rumah sudah bilang gini.

"Maap, ya ... Udin emang nakal, kemarin naikin galon katanya sih untuk buat konten."


Aku, dan ibu senyum saja, gak mungkin juga melarang mereka. Toh, itu rumah mereka juga, selagi gak melanggar hukum dan agama masih ada toleransi. Tapi, mental sempat terganggu, takutnya terkena dampak, panci, kompor gas, dan gas elpiji yang melayang karena salah sasaran saja.






**




Jantung berdegup cepat, karena saat aku terjaga terganggu oleh suara ayam yang memeti.


"Kalau ora ngendok ora usah petok-petok!(Kalau gak bertelur gak usah petok-petok)."


Teriakan udin terdengar jelas di sebelah rumah.


Teriakan itu, seperti anugerah karena aku dapat bangun pagi hari ini, dan celakanya, tinggal di rumah baru membangkitkan adrenalin. Bagaimana tidak? Ada saja adegan yang tidak terduga. Jika ditulis mungkin cerita hidup yang aneh ini jadi trending.


Hah! Tiba-tiba jadi penulis best seller dah! Bisa beliin baju gamis ibu. Emang dasar jadi jombloo banyak halu-nya.


Lihat selengkapnya