Tetangga Keempat

Yunita R Saragi
Chapter #21

Pria Bodoh

Ketika aku menanyakan kabar Andre pada Tanto, dia katakan rumah mereka kosong terus. Aku ingin menguraikan kecurigaanku tentang Andre kepada Tanto. Namun, sepertinya aku tak punya energi lagi. Lagi pula, pria ini tampaknya buru-buru. Dia harus memasak makan malam untuk istri dan anak-anaknya.

Setelah meminta maaf karena menyampaikan kepada Sari tentang ada apa antara aku dan Aina, Tanto pulang. Dia tidak perlu meminta maaf, karena aku tahu Sari yang mendesak. Ya, awalnya memang Nata bercerita kepada Tanto saja di sela dia merawat mobil pengacara itu. Kemudian, Tanto pasti tak bisa menahan diri kalau setiap hari ditanya-tanya Sari. Sudah bisa kubayangkan bagaimana situasinya.

Sekarang, aku tak ‘kan mengatakannya pria bodoh lagi. Dia laki-laki sejati. Laki-laki yang mampu berpikir jernih dan berhati tulus. Laki-laki teguh yang tidak bisa digoyahkan oleh godaan hawa nafsu semata.

Sesungguhnya, akulah pria rendahan dan bodoh itu. Lelaki yang katanya berjiwa petualang dan berprinsip kuat, tapi kemudian pikirannya lemah dan menjadi kacau hanya karena digoda kesemuan ‘cinta pertama’. Aina itu sudah menyakitiku. Aku bersamanya hanya setahun lebih, kemudian dia pergi. Bagaimana aku bisa mencintainya? Sari sudah membersamaiku selama sembilan tahun, tak pernah sekali pun aku disakitinya. Bagaimana aku bisa tega melukainya? Kalaupun sekarang dia pergi dan tak sudi melihatku lagi, itu namanya ganjaran yang setimpal untuk suami laknat sepertiku.

Akulah pria bodoh itu.

***

Nata belum menghentikan gelengannya.         

“Pak, saya, kan, sudah katakan....” Nata berdecak kesal, lalu menggeleng lagi.

“Maaf, saya khawatir kalau itu nanti malah memberatkanku.” Aku berkilah.

“Iya, benar, tapi ini malah bisa memperparah keadaan, Pak. Bapak bisa dituduh menyembunyikan barang bukti dan menghalang-halangi penyelidikan!”

Lihat selengkapnya